Senin, 01 November 2010

KETIKA BANYAK ORANG BERALIH DARI BLACKBERRY KE iPHONE

WALIKOTA SUNGAI PENUH

Model memeragakan iPhone 3GS.

Alih-alih memperketat keamanan data dan bisnis perusahaan, Standard Chartered Bank di Singapura mengganti penggunaan BlackBerry oleh karyawannya ke iPhone, telepon pintar buatan Apple Inc. Bahkan, bank internasional ini rela memberikan kompensasi berupa subsidi pembayaran tagihan bulanan iPhone kepada para karyawan yang mau meninggalkan BlackBerry miliknya. Fenomena serupa terjadi di beberapa negara Asia. Apakah pasar BlackBerry akan tergerus?

Sulit dipungkiri, pesatnya kemajuan teknologi perangkat telepon pintar (smartphone) turut menopang kesiatan bisnis, termasuk di industri perbankan. Maklum, kecanggihan smartphone sangat menolong para bankir semakin mudah mengakses internet atau surat elektronik ketika berada di luar kantor.

Dengan dalih tersebut, muncul fenomena sejumlah bank papan atas dunia menentukan kebijakan standar komunikasi dan bisnis yang cocok antarkaryawannya. Salah satunya, menetapkan perangkat ponsel pintar yang tepat digunakan seluruh karyawannya. Misalnya, Standard Chartered Bank di Singapura. Baru-baru ini, bank asal Inggris tersebut berencana mengganti smartphone standar komunikasi antarkaryawan untuk urusan kerja dari BlackBerry menjadi iPhone, produk buatan Apple Inc., Amerika Serikat (AS).

Padahal, selama ini, BlackBerry yang merupakan ponsel buatan Research In Motion Ltd (RIM), Kanada, telah menjadi perangkat standar komunikasi dan bisnis di Standard Chartered.
Mengutip pernyataan para bankir di bank itu kepada kantor berita Reuters, Standard Chartered memberikan opsi kepada para karyawan yang menggunakan BlackBerry untuk beralih ke iPhone.

Jika semakin banyak perusahaan beralih ke iPhone, ini kabar buruk bagi RIM. Perusahaan itu akan memberikan kompensasi berupa subsidi pembayaran tagihan bulanan untuk fasilitas telepon dan data, yang berkaitan dengan pekerjaan. Tawaran ini hanya berlaku kepada karyawan yang mau menggunakan iPhone. "Ini adalah prakarsa kami menuju pelayanan perbankan secara global," kata juru bicara Standard Chartered, yang tak mau disebutkan namanya.

Beberapa bank internasional lainnya, seperti HSBC Holding Plc. dan Morgan Stanley malah melarang penggunaan BlackBerry sebagal perangkat standar komunikasi bisnis perusahaannya. Alasannya, menurut para ahli di bidang keuangan dan analis teknologi informasi, faktor keamanan data tak terjamin.

Para pengamat juga menyoroti persaingan produk smartphone tersebut. "Jika semakin banyak perusahaan beralih ke iPhone, ini adalah kabar buruk bagi RIM," kata Lu Chialin, analis industri teknologi informasi di Macquarie Securities, Taipei. Lu Chialin menambahkan, peralihan alat komunikasi itu membutuhkan waktu lantaran perusahaan perlu menguji coba terlebih dahulu perangkat itu. "Butuh waktu lama untuk melakukan pengujian internal di lingkungan sendiri, sebelum mengambil keputusan mengganti perangkatnya," katanya.

Peralihan minat dari BlackBerry ke iPhone juga disadari manajemen RIM. "Orang selalu melakukan peralihan, dan saya melihat ada juga mereka yang beralih ke BlackBerry," kata Gregory Shea, Direktur RIM untuk wilayah pemasaran China.

Menurut Shea, kondisi itu dipicu oleh dinamisnya permintaan pasar smartphone. "Banyak sekali vendor yang menjual produk serupa, misalnya operator selular dan perusahaan pembuat aplikasi peranti lunak," katanya.

Toh, hingga kini pangsa pasar smartphone RIM tidak tergerus oleh iPhone. Menurut perusahaan riset iSuppli di California, AS, pangsa pangsa RIM naik menjadi 3,6 persen, dan di atas Apple yang hanya 3,04 persen selama kuartal I 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MYSTERI SEX