Bila Anda tidak ingin terlihat lekas tua, hindari empat kebiasaan buruk berikut: merokok, minum alkohol terlalu banyak, kurang bergerak, dan pola makan tidak sehat. Kombinasi empat kebiasaan buruk itu akan membuat Anda terlihat 12 tahun lebih tua daripada usia sebenarnya.
Kesimpulan tersebut dibuat berdasarkan analisis rekam jejak terhadap 5.000 orang Inggris selama 20 tahun. Secara umum, 314 orang memiliki empat kebiasaan buruk. Di antara mereka, 91 orang atau 29 persen meninggal selama kurun waktu penelitian. Bandingkan dengan kelompok orang yang tak punya empat kebiasaan buruk itu, hanya 32 yang meninggal atau sekitar 8 persen.
Kebiasaan yang termasuk tidak sehat, antara lain, adalah merokok, menenggak alkohol lebih dari tiga gelas per hari, berolahraga kurang dari dua jam setiap minggu, serta jarang makan buah dan sayur.
"Untuk berada dalam kategori sehat, Anda tidak harus bersikap ekstrem. Bila gaya hidup Anda bisa diubah, terlebih bila keempat kebiasaan buruk itu ditinggalkan, hasilnya akan sangat baik," kata Elisabeth Kvaavik dari Universitas Oslo.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Archieves of Internal Medicine ini semakin menguatkan berbagai penelitian sebelumnya yang mengaitkan gaya hidup sehat dengan panjang usia seseorang.
Minggu, 19 September 2010
Riset Unggulan Kedelai Mutiara Siap Ditanam
R
Inilah biji kedelai mutiara 1 yang diperkenalkan PPTN Batan (31/08/2010). Kedelai vaerietas baru ini merupakan kedelai unggulan terbaru temuan Batan.Impian untuk menuju kemandirian dalam pemenuhan kedelai nasional akan terwujud sebentar lagi. Pusat Pengembangan Tenaga Nuklir Batan atau PPTN Batan memperkenalkan varietas kedelai terbaru, yaitu kedelai Mutiara 1, di kawasan PPTN Batan, Jakarta Selatan, Selasa (31/8/2010).Kedelai Mutiara 1 telah diuji coba di 16 daerah berbeda dan pada dua cuaca yang berbeda. Selain itu, kedelai ini juga telah dicoba untuk dijadikan tempe dan tahu. "Untuk tahu satu kilo kedelai bisa menjadi tiga kilo tahu," ujar Zaenal Abidin, Kepala Pusat Aplikasi Teknologi Isotop Radiasi Batan.
Keistimewaan kedelai Mutiara ini ada pada biji yang superbesar. "Beratnya sekitar 23,4 gram per 100 biji," papar Harry Is Mulyana, peneliti kedelai Mutiara 1.
Potensi rata-rata kedelai ini mencapai 4,2 ton per hektar. Varietas baru ini juga tahan terhadap penyakit karat daun dan hama penggerek pucuk. Biji kedelai Mutiara 1 ini dikembangkan dengan teknik iradiasi sinar gamma dengan kekuatan 150 gray dalam keadaan kering.
"Kadar air paling banyak 10 persen supaya bisa disinari," ucap Harry. Lama iradiasi kedelai sekitar 15 menit. "Iradiasi ini berguna memecah inti sel untuk mendapatkan variasi keragaman genetik," papar Harry.
Walaupun menggunakan teknik iradiasi, masyarakat tidak perlu khawatir akan terkena efek zat radioaktif karena bibit yang diradiasi adalah bibit induk. "Yang kita makan itu sudah turunan ke-4 dan ke-5, sedangkan yang masih ada efek radiasinya itu hanya sampai turunan ke-2," ucap Zaenal.
Kedelai Mutiara merupakan varietas keenam hasil pengembangan PPTN Batan. Varietas sebelumnya adalah kedelai Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, dan Mitani. Varietas pertama telah dikembangkan sejak tahun 1987.
Arkeologi Kerangka Manusia Purba Terpendam di Bali
Tim peneliti Balai Arkeologi Denpasar menemukan kerangka manusia purba yang diperkirakan berumur 2500 tahun saat melakukan penggalian di Desa Keramas, Blahbatu, Minggu (29/08/2010). Kerangka yang masih utuh ini diperkirakan kerangka seorang abdi yang setia kepada tuannya pada zaman kerajaan silam.
“Dari hasil penelitian kami, diduga dia abdi tuannya yang setia dan dikubur di samping sarkofagus tuannya,” ujar Ayu Kusumawati, koordinator Balai Arkeologi, Denpasar. Penemuan kerangka ini menyusul temuan sarkofagus istimewa berkepala patung manusia yang digali pada 25 Agustus 2010 lalu.
Disamping kerangka peneliti juga menemukan batung beliung dan guci kuno. Sejak tahun 1978, sebanyak 37 sarkofagus ditemukan di Kabupaten Gianyar. Penemuan terakhir terdapat di kawasan galian bata merah, Desa Keramas, Blahbatu, Gianyar.
Tim peneliti menduga di lokasi penemuan ini, pada awal zaman peradaban Bali, merupakan pemukiman padat penduduk. Hal tersebut diperkuat dengan temuan periuk dan alat-alat persembahyangan.
Mars dan Venus "Bercumbu"
SPACE.COM
Simulasi langit Jumat (27/8/2010) pukul 20.00 dengan software Starry Night. Mars akan berada di kanan atas Venus pada jarak 2-3 derajat saja dan tidak akan sebesar Bulan seperti kabar hoax.Di antara kerlap-kerlip bintang di langit Jumat (27/8/2010) malam nanti, planet-planet di tata surya juga akan menampakkan diri menghiasi malam. Kalau kebetulan langit cerah dan tidak mendung, jangan lewatkan "berburu" Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus nanti malam.
Bahkan, Mars dan Venus akan "bercumbu" karena berada pada posisi sangat berdekatan. Unik bukan melihat Mars dan Venus yang selama ini sering menjadi simbol pasangan yang harmonis. Malam ini, keduanya akan terbit hampir bersamaan dan hanya berjarak 2-3 derajat. Panjang kepalan tangan orang dewasa rata-rata sekitar 10 derajat, jadi jarak keduanya akan terlihat hanya sepertiga kepalan tangan.
Lihatlah ke langit barat sekitar 45 menit setelah Matahari terbenam. Venus akan jelas terlihat karena bakal menjadi benda langit paling terang di barat. Di arah timur bulan sangat terang karena masih terlihat bulat meski tak sepenuh purnama dua hari lalu.
Mars akan berada di kanan atas Venus dengan cahaya jauh lebih redup. Sementara di sisi kiri atas Venus adalah bintang Spica. Jauh di sebelah kanan Venus, dengan posisi agak sedikit ke bawah, ada Planet Saturnus. jauh di kiri atasnya ada bintang Antares yang merupakan bintang paling terang di rasi Scorpio.
Kesempatan melihat Mars dan Venus berpasangan malam ini hanya sebentar. Keduanya akan terbit sekitar 45 menit setelah Matahari terbenam dan akan sama-sama tenggelam di bawah horizon 90 menit berikutnya. Jadi, jangan lewatkan.
Membantah "hoax"
Kemunculan Venus dan Mars yang berpasangan ini sekaligus membantah pesan yang beredar secara berantai lewat e-mail, instant messenger, dan BlackBerry Messenger. Sepanjang hari Kamis (26/8/2010) kemarin hingga hari ini beredar pesan berantai yang mengabarkan soal penampakan Mars sebesar bulan yang akan terjadi malam nanti.
Tidak sedikit yang bertanya-tanya benar tidaknya informasi tersebut meski meragukannya. Disebutkan bahwa pada 27 Agustus malam, Mars akan berada pada jarak paling dekat dengan Bumi sehingga terlihat sangat besar. Mars disebut akan terlihat sebesar bulan dan berdekatan sehingga terlihat di langit seperti bulan kembar.
Kalau ditelusuri di internet, pesan tersebut adalah hoax alias berita bohong yang sudah tersebar sejak tahun 2004. Pada kenyataannya, Mars tidak mungkin terlihat sebesar bulan. Meski diameter planet Mars dua kali diameter bulan, jaraknya yang sangat jauh dari Bumi membuatnya hanya terlihat sebagai titik.
Hoax ini selalu beredar tiap tahun setiap menjelang 27 Agustus. Hal ini berkaitan dengan fenomena yang disebut oposisi Mars dan Bumi pada 27 Agustus 2003. Saat itu, Mars memang berada pada posisi oposisi atau jarak terdekat dengan Bumi dalam 60.000 tahun terakhir. Namun, dengan jarak 55,7 juta kilometer saat itu Mars hanya terlihat sedikit lebih besar berupa titik yang berona merah. Dengan teleskop terlihat sebagai bulatan kecil berwarna merah saja.
Jadi, Mars tidak akan menemani bulan malam ini, melainkan Venus. Di langit timur, bulan memang akan ditemani planet yang sangat terang, tapi itu adalah planet Yupiter. Sebagai planet terbesar di tata surya, Yupiter terlihat sangat terang. Yupiter akan terbit menemani rembulan sepanjang malam tak lama setelah Venus dan Mars tenggelam di barat.
Pergerakan benda-benda langit yang beredar di orbitnya masing-masing dengan keunikannya memang memberikan pemandangan langit yang selalu dinamis dan indah. Pada saat-saat tertentu bulan sabit pun terlihat seperti tersenyum dengan dua planet yang menemani di atasnya. Mempelajari fenomena astronomi tak hanya menambah wawasan, tetapi juga mengingatkan akan keindahan alam dan Penciptanya.
Bulan Kembar"
SHUTTERSTOCK
Bulan purnama ditemani planet yang bersinar.Langit malam pertengahan bulan, 16 Ramadan 1431 H yang jatuh pada hari Kamis (26/8/2010) dihiasi fenomena astronomis yang unik. Dari sekitar Jakarta, cuaca sangat cerah sehingga bulan purnama kelihatan begitu terang, apalagi ditemani kerlap-kerlip bintang dan planet.Ada yang berbeda malam ini. Selain munculnya bulan penuh, hanya sehari usai purnama kemarin, seperti setiap tengah bulan hijriah lainnya, langit malam beberapa minggu ini juga dihiasi planet-planet yang tergolong sangat terang, seperti Yupiter dan Venus. Kedua planet yang tergolong paling terang di antara planet dan bintang di langit muncul bergantian menemani terangnya bulan.
Fenomena tersebut pantas dijuluki "bulan kembar" meski bulan purnama tentu jauh lebih terang dari planet-planet itu. Andai kebetulan langit cerah dan tak tertutup awan tebal, tak lama setelah Matahari terbenam di ufuk barat, langit malam berganti dihiasi terangnya bulan purnama di timur. Di barat, Venus menampakkan cahayanya yang saking terangnya sampai dijuluki sang bintang Kejora.
Venus tak muncul lama karena ia hanya ada sekitar 90 menit sebelum tenggelam. Namun, tak lama kemudian, dari ufuk barat terbit Planet Yupiter sekitar pukul 20.45 saat jaraknya hanya sekitar 6 derajat di bawah bulan.
Jarak rata-rata Yupiter dan Bulan tampak kira-kira hanya setengah kepalan tangan saja. Keduanya akan bergerak selaras ke arah barat dan bisa dilihat sepanjang malam sampai waktu sahur sekitar pukul 03.00, Jumat (27/8/2010).
Malam ini Yupiter yang merupakan planet terbesar di tata surya memang terlihat lebih terang. Saat ini kebetulan planet tersebut sedang di posisi perihelium, jarak terdekat dengan Matahari, sehingga terlihat lebih besar dari Bumi.
Dibanding saat aphlium atau jarak terjauh dengan Matahari, yang terjadi tahun 2005, ukurannya terlihat 11 persen lebih besar dan tingkat keterangannya sampai 1,5 kali lipat dilihat dari Bumi.
Tentu fenomena tersebut hanya kebetulan terjadi pada bulan Ramadan kali ini. Namun, keunikan tersebut tentu pantas diamati meski sekadar disaksikan sekilas saja untuk mengingatkan kita terhadap kebesaran Sang Pencipta. Apalagi kalau Anda punya teleskop, peristiwa ini tentu haram dilewatkan.
Lingkungan Lahan dan Hutan Kritis, Air Krisis
Ancaman global sudah di depan mata. Indonesia salah satu negara yang sangat rawan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Perubahan iklim telah mengubah pola presipitasi (hujan) dan evaporasi (penguapan), sehingga berpotensi menimbulkan banjir di beberapa lokasi dan kekeringan di lokasi yang lain. Kenyataan ini sangat mengancam berbagai bidang mata pencaharian masyarakat di Tanah Air, terutama pertanian dan perikanan.Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan intensitas dan frekuensi perubahan cuaca yang mengkhawatirkan. “Kita berulang menghadapi banjir, kekeringan, dan kejadian-kejadian yang berawal dari penggundulan dan kerusakan hutan,” kata mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar.
Persoalan pemanasan global dan perubahan iklim yang mengejala itu memperlihatkan bahwa berbagai aktivitas pembangunan yang dilakukan tidak atau kurang memperhatikan keberlanjutan ekologis, yang merupakan faktor mendasar bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Sejalan dengan gejala perubahan iklim, kelangkaan air (kekeringan) pada musim kemarau menjadi salah satu isu yang paling menonjol dalam sumber daya air. Demikian pula dengan persoalan kelangkaan dan kesulitan air yang layak pakai (air bersih). Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2007 melaporkan, penurunan kualitas air disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air yang cenderung diperparah oleh gejala perubahan iklim.
Berdasarkan perhitungan kebutuhan air yang dilakukan Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Pulau Jawa (yang memiliki populasi dan industri tinggi), Bali, dan Nusa Tenggara Timur telah mengalami defisit air sejak beberapa tahun terakhir, terutama pada musim kemarau. Defisit air ini akan bertambah parah pada tahun-tahun mendatang akibat pertambahan penduduk dan meningkatnya kegiatan ekonomi.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, kondisi mata air di Jawa Timur sudah cukup kritis, sehingga diperlukan upaya penyelamatan terhadap yang masih tersisa. “Dari laporan yang saya dapat, dari 117 mata air yang ada, kini tersisa 53 sumber. Bahkan, ketika musim kemarau datang, sumber air hanya tersisa tiga. Kita perlu menyelamatkan sumber mata air dari kerusakan dengan melakukan konservasi melalui penanaman pohon di daerah sumber mata air, serta di sekitar daerah aliran sungai,” katanya.
Tak hanya di Jawa Timur, krisis air bersih terjadi di banyak kota di Indonesia, termasuk di ibukota RI, DKI Jakarta. Dari data penelitian Walhi, 125 juta (65 persen) penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang kapasitas kandungan airnya hanya 4,5 persen saja.
Air merupakan isu penting yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini, karena air sangat penting bagi kehidupan. Adalah kenyataan, sekitar 85 persen masyarakat Indonesia masih mengonsumsi air yang kemungkinan besar terkontaminasi, karena lokasinya tidak memperhitungkan jarak dari tempat pembuangan tinja.
United States Agency for International Development (USAID) dalam laporannya (2007), menyebutkan, penelitian di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hampir 100 persen sumber air minum kita tercemar oleh bakteri E Coli dan Coliform. Kualitas air dari segi bakteriologis untuk air minum sangatlah penting karena dapat menimbulkan penyakit dan kematian dalam waktu singkat.
Data dari Kementerian Kesehatan dan Bappenas tahun 2006, 19 persen kematian anak di bawah tiga tahun disebabkan oleh diare atau setara dengan 100.000 anak meninggal setiap tahun. Diare adalah pembunuh kedua terbesar balita Indonesia setiap tahunnya.
Kerusahan lahan dan hutan
Kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab besarnya erosi dalam sebuah ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga dapat mengganggu pasokan/ketersediaan air untuk air baku air minum dan air untuk mendukung kegiatan-kegiatan domestik, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pertanian, industri, dan sebagainya.
Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2007 melaporkan, dari 23 DAS yang ada, sebagian besar (82,6 persen) memiliki luas kawasan lindung kurang dari 30 persen. Walhi melaporkan, 60 dari 470 DAS yang ada di Indonesia dalam kondisi krisis. Dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1991 terdapat ketentuan yang menyaratkan luas hutan minimal 30 persen di setiap ekosistem DAS.
Kerusakan sumber daya lahan dan hutan sudah sejak lama terjadi, karena negara hanya memikirkan keuntungan ekonomis semata, menjadikannya sumber devisa negara. Lebih-lebih ketika pengelolaan lingkungan hidup dilimpahkan ke pemerintah provinsi/kabupaten/kota, sejak tahun 2007 lalu. Kabupaten/kota defenitif baru hasil pemekaran, menjadikan sumber daya hutan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD), sehingga hutan beralih fungsi.
Namun, keuntungan tersebut harus ditebus mahal, dengan terjadinya kerusakan sumber daya lahan dan hutan. Jutaan hektar lahan kritis terbentuk karena pemanfaatan sumber daya yang kurang memperhatikan keberlanjutannya.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar Anggara Jenie mengungkapkan, kondisi hutan di Indonesia sudah mengkhawatirkan karena 1,8 juta hektar hutan hancur per tahun. “Data tersebut berdasarkan pengamatan dari tahun 2002 hingga 2005. Artinya tingkat kehancuran hutan mencapai dua persen setiap tahun atau setara dengan 51 kilometer persegi per hari,” tandasnya.
Dengan tingkat kerusakan yang 1,8 persen itu, Guinness Books of Record edisi 2008 mencatat Indonesia sebagai negara yang hutannya mengalami kerusakan paling cepat di antara 44 negara yang masih memiliki hutan.
Laju deforestasi yang tinggi di Indonesia telah menyebabkan timbulnya jutaan hektar lahan kritis, diperkirakan mencapai 77 juta hektar, yang berada di dalam kawasan hutan dan luar kawasan hutan. Lahan dan hutan kritis yang mengalami kerusakan sangat parah dan terluas berada di di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Provinsi Riau.
Kerusakan lahan dan hutan terjadi di mana-mana, dari Aceh hingga Papua. Di Papua, misalnya, luas kawasan hutan mengalami pengurangan sekitar 3,5 juta hektar dari sekitar 31,56 juta hektar pada dekade 1960-an hingga menjadi 28 juta hektar saat ini. “Pengurangan luas kawasan hutan Papua itu sebagai dampak dari meningkatnya aktivitas pembangunan serta pengelolaan hutan, akibat pemekaran wilayah kabupaten/kota,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Marten Kayoi.
Sekitar tujuh kabupaten yang baru terbentuk di provinsi Papua yang berada di pegunungan tengah, wilayah administratifnya seluruhnya berada di dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Lorentz dan Taman Nasional Memberamo.
Bahkan di Jawa dan Bali, lebih kurang 91 persen dari hutan alam yang pernah ada kini telah berubah musnah dan beralih fungsi untuk tujuan pertanian, transportasi, perkebunan, pemukiman dan sebagainya.
Mencermati kenyataan tersebut, penyelamatan tumbuhan asli Indonesia menjadi suatu keniscayaan dan harus memacu kita untuk mencegah punahnya tumbuhan sebagai aset yang tidak ternilai harganya untuk modal pembangunan dan masa depan bangsa. Soalnya, keanekaragaman hayati merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan nasional dan modal strategis dalam meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa.
Ilmuwan Indonesia berkelas dunia, Guru Besar Kimia Bahan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang, Dayar Arbain, mengatakan, penelitian keanekaragaman hayati di hutan Sumatera ditemukan sejumlah senyawa untuk bahan baku obat dan sudah dipatenkan. Temuan senyawa itu menjadi incaran negara-negara industri farmasi di dunia.
“Demi untuk kesejahteraan Indonesia, senyawa-senyawa kimia aktif biologis khusus untuk obat itu, tidak akan saya jual. Sebab, negara yang membeli bisa meraih keuntungan sedikitnya 200 juta dollar AS per tahun. Kalau itu saya lakukan, sama saja saya menjual Indonesia,” tandasnya. Ekstrak senyawa temuan Dayar pernah ditawari negara Jepang, Jerman, dan Belanda, dengan harga miliaran rupiah.
Yang mencemaskan Dayar Arbain sekarang, temuannya belum dikembangkan sementara kondisi hutan sudah rusak parah. Bukan tidak mungkin, keanekaragaman hayati yang menjadi bahan baku obat itu punah. Padahal nilai kayu, tidak seberapa dibanding nilai tanaman obat itu kalau diindonesia dibangun industri obat-obatan, yang bisa menguntungkan sedikitnya 200 juta dollar AS per tahun.
Adalah kenyataan, Indonesia dijuluki sebagai Megadiversity Country, karena memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, peringkat lima besar di dunia. Tercatat lebih dari 38.000 jenis tumbuhan, di mana 55 persen di antaranya merupakan jenis endemik.
Untuk pulau Jawa saja, ungkap Ketua LIPI Umar Anggara Jenie, setiap 10.000 kilometer persegi terdapat 2.000 sampai 3.000 jenis tanaman endemik. Sedangkan di Kalimantan dan Papua mencapai lebih dari 5.000 jenis. Dan masih banyak keanekaragaman hayati lainnya yang berpotensi dan memiliki prospek secara ekonomis maupun keilmuan.
Sekretaris Utama LIPI Rochadi Abdul Hadi menggarisbawahi, fakta di lapangan menunjukkan degradasi habitat yang berimplikasi pada penurunan keanekaragaman ekosistem, jenis, dan genetik memperlihatkan tren yang semakin mengkhawatirkan.
Kegiatan-kegiatan merusak lahan dan hutan (gambut) di berbagai daerah di Indonesia tidak hanya sebatas menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan sumber daya alam di sekitarnya, tetapi juga menyebabkan hilangnya fungsi hutan sebagai penyimpan dan penyerap karbon, sebagai daerah resapan air yang mampu mencegah banjir pada wilayah sekitarnya pada musim hujan dan mencegah instrusi air asin pada musim kemarau.
Kerusakan hutan juga berdampak terhadap kesehatan. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam buku Rencana Aksi Nasinal dalam Menghadapi Perubahan Iklim (2007) mengatakan, kekurangan akses terhadap air minum dan sanitasi, serta buruk dan rusaknya lingkungan akan membawa dampak yang membahayakan kesehatan.
Tentang dampak yang membahayakan kesehatan itu, peneliti Sarah Olson dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, dalam laporan penelitiannya di jurnal Emerging Infectious Diseases (2010) mengatakan, pengundulan hutan di Amazon membantu nyamuk berkembang dan menyebabkan angka malaria melonjak. “Ditemukan 48 persen peningkatan dalam kasus malaria di satu wilayah di Brazil setelah 4,2 persen pohon lindung ditebang,” katanya.
Malaria disebabkan oleh parasit yang menularkan nyamuk, membunuh sekitar 860 ribu orang per tahun secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Brazil memiliki sekitar 500 ribu kasus malaria per tahun, sebagian besar disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Perusakan hutan juga membuat kasus malaria meningkat. Data Kementerian Kesehatan, penyakit malaria masih merupakan penyakit menular dengan prevalensi terbesar, yakni 2,85.
Solusi: Pelestarian Hutan
Karena kerusakan lahan dan hutan berdampak terhadap krisis air, maka mendesak kiranya dilakukan berbagai upaya pengelolaan sumber daya lahan dan hutan. Lahan dan hutan yang kritis dan gundul, harus dihijaukan kembali. Mungkin berbagai program sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Sejak tahun 2005 lalu, misalnya, ada program pengembangan Lahan Pertanian Abadi (Lestari) 2025, yang ditetapkan oleh Presiden dengan luas yang ditargetkan 15 juta hektar.
Sekarang dengan isu pemanasan global, ajakan penanaman pohon bergema ke mana-mana. Menanam pohon adalah upaya awal mengurangi pemanasan global. Perusahaan-perusahaan dalam program corporate social responsibility (CSR), kini menggalakkan penanaman pohon. Danone Aqua, misalnya, hingga 2010 ini sudah ada 300.000 pohon yang ditanam.
“Target hingga 2011 nanti bisa ada 700.000 pohon yang akan ditatam. Kami tidak mementingkan jumlah pohon yang ditatam, tapi bagaimana kesinambungan penanaman pohon ini terus berlangsung. Sebab, pelestarian lingkungan demi melindungi pemenuhan kebutuhan sumber daya alam bagi manusia sungguh merupakan suatu yang tak bisa ditawar-tawar,” kata Pimpinan Danone Aqua, Parmaningsih Hadinegoro, yang 5 Agustus lalu mewakili Aqua menerima penghargaan dalam Indonesia Green Awards 2010. Dalam penghargaan tersebut, Agua mendapat Gold Award pada kategori Green CSR dan Green Manufacture.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan hingga 2013 program penanaman satu miliar pohon. “Sampai saat ini sudah terlaksana sebanyak 30 juta-an pohon. Kita berkeyakinan target penanaman pohon tersebut bisa tercapai bila seluruh pemangku kebijakan, swasta, BUMN, dan masyarakat sama-sama menanam pohon di lingkungan masing-masing,” kata Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Kementerian Kehutanan RI, Indri Astuti.
Pohon-pohon yang ditanam, lanjut Indri Astuti, sebaiknya juga dipelihara sampai pohon itu jadi dan bermanfaat bagi semua. Kegiatan penanaman satu miliar pohon ini akan membantu Indonesia dalam mengurangi emisi karbon hingga 26 persen pada 2020 dan bila program itu dibantu asing, maka emisi karbon yang dikurangi bisa mencapai 40 persen.
Jika pohon yang ditanam jenis Trembesi, maka dapat menurunkan konsentrasi gas karbon dioksida secara efektif dalam waktu yang lebih singkat. Sebab, dari hasil penelitian pakar dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Endes N Dahlan, satu batang pohon Trembesi (diameter tajun 15 meter) mampu menyerap 28,5 ton gas karbon dioksida setiap tahun.
Penasehat khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim, George Soros, ketika bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 10 Mei 2010 lalu, mengatakan, peran Indonesia untuk mendorong mengatasi pemanasan global sangat besar.
“Saya ditugaskan oleh Sekretaris Jenderal PBB untuk memantau langkah pencegahan global warming. Indonesia salah satu yang memimpin dan Presiden pegang peranan penting dengan menawarkan 26 persen kurangi emisi dan lebih dari itu bila ada asistensi,” katanya.
Peran Indonesia dalam mencegah dan atau mengendalikan gejala perubahan iklim ini akan sangat berarti. Kawasan hutan yang luas sangat potensial sebagai tempat menyerap karbon demikian pula dengan lautan, yang luasnya dua per tiga dari luas wilayah Indonesia, yang dianggap memiliki potensi yang sangat besar dalam mencegah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim karena kemampuan menyerap karbon dioksida.
Konservasi Sumber Daya Air
Penanaman pohon dalam program satu miliar pohon, tentu tak sebatas bagaimana karbon dioksida bisa terserap banyak. Melainkan juga untuk menghasilkan sumber daya air. Kepala Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sumarto, yang dihubungi Senin (23/8) mengatakan, setiap satu pohon yang ditanam, selama daur hidupnya akan menghasilkan 250 galon air.
“Setiap pohon yang ditanam dalam ekosistem hutan tropis pegunungan, selama daur hidupnya akan menghasilkan air 250 galon air. Saat ini, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang luasnya 22.851 hektar, menghasilkan 231 miliar liter air per tahun,” paparnya. “Saat ini ada 20 perusahaan air dalam kemasan yang berada di hilir TN Gunung Gere Pangrango,” tambahnya.
Kebanyakan kita kurang menyadari bahwa, walau Indonesia memiliki sungai, danau, waduk, dan rawa yang relatif banyak sebagai potensi sumber daya air selain air tanah, namun tidak semuanya bisa digunakan untuk kepentingan air bersih. Apalagi kalau lahan dan hutan mengalami rusak parah, yang jumlahnya mencapai 77 juta hektar, tentu potensi sumber daya air menjadi berkurang.
Menurut Maude Barlow dan Tony Clarke (Blue Gold, 2005), jumlah air di planet Bumi kira-kira 1,4 miliar kilometer kubik. Dari jumlah itu, air tawar yang tersedia hanya 2,6 persennya atau 36 juta kilometer kubik. Tak banyak volume air tawar yang dapat dinikmati manusia dari siklus air yang berlangsung cepat, yaitu hanya sekitar 0,77 persen dari total air tawar yang ada di alam, atau hanya 11 juta kilometer kubik.
Makanya jangan heran krisis air terjadi di mana-mana. Tak hanya di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain.
Upaya penyelamatan lingkungan, termasuk di antaranya penyelamatan sumber-sumber air, harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Hal ini tak bisa ditawar-tawar. Apalagi Indonesia dalam visi airnya, telah mencanangkan menuju terwujudnya kemanfaatan air yang mantap, yang berdaya guna, dan berhasil guna, serta berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Salah satu cara adalah dengan laku budaya hemat air dan ramah lingkungan seluruh komponen masyarakat. Gerakan hemat air harus lebih digalakkan.
Aksi lain yang perlu diimplementasikan adalah memperbaiki jaringan hidrologi di tiap wilayah sungai sebagai pendeteksi perubahan ketersediaan air maupun sebagai perangkat pengelolaan air dan sumber air.
Mengadakan inventarisasi DAS yang mengalami pencemaran, namun tingkat penggunaan airnya sangat tinggi di Jawa untuk dapat ditentutan prioritas penanganannya. Sekaligus meningkatkan daya dukung DAS dengan mencegah kerusakan dan memperbaiki daerah tangkapan air sebagai daerah resapan air melalui upaya korservasi lahan.
Melaksanakan pembangunan situ, embung, dan waduk, karena tempat-tempat penampungan air tersebut dapat digunakan sarana menyimpan air di musim hujan sehingga bisa dimanfaatkan airnya di musim kemarau. Juga penting mengadakan perubahan pola operasi dan pemeliharaan waduk dan bangunan pelengkap/penunjangnya untuk menyesuaikan dengan adanya peningkatan intensitas hujan dan berkurangnya curah hujan sebagai dampak adanya perubahan iklim.
Penting juga melembagakan pemanfaatan informasi prakiraan cuaca dan iklim secara efektif dalam melaksanakan operasi dan pengelolaan air waduk, sehingga dapat menekan resiko kekeringan dan kebanjiran lebih efektif.
Penelitian geohidrologi untuk mengetahui cekungan-cekungan air tawan juga penting, sehingga dapat dibangun dan dipertahankan situ-situ, danau-danau, dan pembangunan resapan air serta penampungan air, baik di gedung-gedung maupun di dalam tamah. Perlu dilakukan pengawasan terhadap kewajiban pemilik gedung untuk membuat resapan air dan penampungan air.
Gerakan Indonesia hijau dengan menanam pohon harus terus digalakkan. Pada anak-anak, remaja, dan generasi muda harus ditanamkan budaya “Muda Menamam, Tua Memanen”. Jadi, menanam pohon bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi berkelanjutan.
Hal lain yang perlu kita lakukan adalah memanen hujan. Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut untuk dimanfaatkan pada musim kemarau dengan membangun sarana infrastruktur penampung air seperti waduk, embung, situ, sumur-sumur resapan, lubang resapan biopori, dan tandon air. Upaya ini juga dimaksudkan untuk mencegah bencana banjir yang selalu datang pada musim hujan.
Perlu juga perencanaan dan pelaksanaan strategi nasional pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Melakukan rehabilitasi pengelolaan air di daerah lahan gambut pada kanal-kanal terbuka dengan membangun sistem buka-tutup pada kanal tersebut untuk menjaga kestabilan muka air tanah. Dan menginventarisasi daerah lahan gambut sesuai dengan karakteristiknya dan perlu dibuat penataan ruang lahan gambut sesuai karakteristik tersebut.
Mencermati pengalaman negara Australia ketika membantu penanganan kebutuhan air bersih masyarakat pascagempa di Sumatera Barat, 30 September 2009 lali, yang mengembangkan teknologi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar yang dapat diminum, maka teknologi itu ke depan perlu dikembangkan di Indonesia, terutama di daerah-daerah krisis air bersih.
Kehutanan Perusak Hutan Harus Ditindak
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menilai perambahan kawasan hutan oleh penambangan liar dan perkebunan telah begitu masif. Upaya penertiban secara persuasif sulit dilakukan sehingga Kementerian Kehutanan meminta penegakan hukum yang lebih tegas.Hal ini disampaikan seusai memimpin rapat pimpinan jajaran Eselon I Kementerian Kehutanan di Jakarta, Senin (16/8/2010). Sampai saat ini baru 10 gubernur merespons surat Menteri Kehutanan Nomor S.95/Menhut-IV/2010 tanggal 22 Februari yang meminta laporan soal perambahan kawasan hutan di wilayah masing-masing.
"Ilegal mining dan perambahan oleh perkebunan yang begitu masif tidak mudah pembahasannya. Tidak ada pilihan dan menurut undang-undang harus ditegakkan hukum, ini yang lagi diproses dan diatur langkah-langkah berikutnya," kata Zulkifli Hasan.
Saat ini ada 20 juta hektar kawasan hutan eks-hak pengusahaan hutan (HPH) yang tidak dibebani izin dan diserahkan pengawasannya kepada pemerintah daerah. Namun, pengawasan yang lemah turut memicu sebagian ka wasan hutan telah beralih fungsi, termasuk 3 juta hektar hutan yang telah menjadi perkebunan tanpa izin.
Sepuluh gubernur yang telah melaporkan perambahan hutan adalah Sumatera Utara (23 kasus perkebunan tanpa izin), Kalimantan Timur (42 kasus perkebunan dan 181 kasus pertambangan), Sulawesi Tenggara (6 kasus perkebunan dan tambang tanpa izin), Lampung ( 5 kasus tambang ilegal), Kalimantan Tengah (456 kasus tambang tanpa izin dan 964.000 hektar kebun tanpa izin), Bangka Belitung (87 tambang dan kebun tanpa izin), Nanggroe Aceh Darussalam (49 kasus tambang tanpa izin), Papua Barat (13 kasus tambang tanpa izin), Papua (7 kasus tambang tanpa izin), dan Bali (58 sertifikat terbit di kawasan hutan).
Menurut Menhut, perkembangan laporan tersebut akan terus dievaluasi dan dipantau realisasi di lapangan. Kementerian Kehutanan mendesak agar langkah penegakan hukum berjalan simultan agar upaya penurunan penggundulan hutan dan degradasi lahan bisa berhasil.
"Kami akan koordinasikan dengan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dan tim gabungan penegakan hukum kehutanan agar (laporan yang masuk) terus ditindaklanjuti. Saya tidak ingin ditangani tetapi tidak ada langkah yang pasti atau tidak ada hasil," ujar Zulkifli.
Penegakan hukum kehutanan kini menjadi tuntutan utama. Pengawasan yang lemah dan pemekaran wilayah yang kurang menghitung daya dukung kawasan membuat tekanan terhadap hutan semakin berat.
Hal ini juga terjadi di Taman Nasional Gunung Leuser di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Sedikitnya 15.000 hektar hutan produksi di kawasan penyangga TNGL sudah dirambah pengusaha perkebunan kelapa sawit dan b aru 7.000 hektar yang telah dikembalikan ke pemerintah melalui Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL).
Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Darori menambahkan, tim penegakan hukum akan segera turun ke lapangan. Darori telah menyurati para bupati yang tak kunjung melaporkan perambahan hutan di wilayahnya melalui gubernur untuk mempersiapkan data untuk memaparkan di hadapan tim penegak hukum pusat.
"Mereka nanti wajib mengekspos pelanggaran kawasan hutan di kantor Polda. Kami akan mulai dari Kalimantan. Memang tidak mudah penegakan hukum kehutanan ini," ujar Darori.
Wow, Bintang Baru Dikelilingi 7 Planet News publik :
ESO
Ilustrasi bintang HD 10180 yang dikelilingi setidaknya 7 buah planet.Para astronom Eropa menemukan sebuah bintang yang dikelilingi tujuh planet. Ini merupakan penemuan eksoplanet terbesar sejak 15 tahun lalu. Bintang ini mirip dengan sistem tata surya. Meski begitu, belum ditemukan bukti bahwa tata surya itu layak menjadi tempat tinggal manusia kelak.
Bintang itu adalah HD 10180, berada pada jarak 127 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi bintang selatan Hydrus, ular air jantan, demikian laporan European Southern Observatory (ESO) dalam siaran pers Selasa (24/8/2010). Mereka mendeteksi lima planet besar, seukuran Neptunus, tetapi mengorbit dalam setahun antara enam hari dan 600 hari. Dua planet lain, yang satu seukuran Saturnus, mengorbit selama 2.200 hari. Sedangkan planet lainnya, 1,4 kali massa Bumi, mengorbit bintang HD 10180 hanya dalam waktu 1,18 hari Bumi mengitari Matahari.
Jadi, ini merupakan sistem bintang dengan tujuh planet. Sedangkan sistem Matahari memiliki delapan planet. Astronom ESO, Christophe Lovis, mengatakan, ”Kita tengah memasuki era baru penelitian eksoplanet, studi tentang sistem planet yang kompleks dan bukan planet satu per satu.” Menurut NASA, sejak 1995, terdeteksi 402 bintang dengan planet-planetnya. Sejauh ini tidak ada di antara planet-planet itu, meski mirip dengan Bumi, memiliki suhu yang memungkinkan adanya air dan kehidupan.
KEKAYAAN ALAM KETIKA Hutan Tak Lagi Rimbun
Suara gemericik air semakin jelas. Suara air beradu kincir kayu. Herman (33) berhenti sejenak. Sementara, di sisi kanan tempat Herman berdiri, air terjun setinggi kurang dari 20 meter terlihat menjulang ke langit.
Bangunan kincir air dilengkapi dengan dinamo alias Listrik Mikro Hidro (PLMH) ini menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan masyarakat Dusun Belo, Kampung Maha, Sultan Daulat, Kota Subulussalam. Bertahun- tahun puluhan keluarga yang tinggal di kawasan perkebunan kelapa sawit ini merindukan adanya listrik. Bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan senilai Rp 21,350 juta dan dana patungan warga sebanyak Rp 3 juta membuat keinginan itu terwujud. ”Sekarang warga sudah bisa punya televisi dan kulkas di rumah,” ujarnya.
M Rusli, salah satu warga Subulussalam, mengatakan, hal terpenting saat ini adalah mengupayakan agar debit air yang mengalir cukup untuk menggerakkan kincir dan mengaktifkan dinamo. Masalahnya, kata Rusli, hutan di sekeliling kampung sudah berubah menjadi kebun kelapa sawit.
”Sebagian kawasan ekosistem Leuser berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Kalau ini terjadi terus, pembangkit listrik itu bisa dipastikan tidak akan bertahan lama,” terang Rusli.
Pemerintahan Irwandi Yusuf, sejak menjabat pada 2007, gencar mengampanyekan pembangunan berdasarkan lingkungan. Aceh Green Vision menjadi konsep dasar pembangunan keberlanjutan. Kala itu, kebijakan moratorium logging atau penghentian penebangan legal menjadi kebijakan utama. Sementara, pembalakan liar, seperti diakui Irwandi, masih berlangsung. Meski ada penangkapan, tidak ada satu pun pelaku atau cukong pembalakan liar berhadapan di pengadilan.
Penataan
Penataan kembali hutan Aceh menjadi tema utama kebijakan. Restrukturisasi hutan Aceh ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kerentanan kondisi lahan, pencatatan kembali hak guna usaha, baik dalam bidang kehutanan, perkebunan, maupun tambang, sedang diupayakan. Sejalan dengan upaya itu, konflik satwa liar dengan manusia serta konflik pemilik tambang dengan masyarakat semakin meningkat. Pemerintah juga tidak berniat menghentikan pembangunan Jalan Ladiagalaska yang tetap dikerjakan karena membantu membuka keterisoliran daerah.
Bersamaan, para gubernur dari beberapa negara dunia, Acre, Amapa, Amazonas, Mato Groso, Para (Brasil); California, Wisconsin, Illinois (Amerika Serikat); dan Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Timur dan Papua (Indonesia), menyatakan, mereka berupaya mengaplikasikan aturan REDD. Dalam suratnya kepada kepala negara masing-masing, Oktober 2009, mereka menyatakan, lebih dari 50 persen hutan tropis dunia berada dalam wilayah negara bagian atau provinsi mereka. Kawasan hutan ini menghidupi jutaan keluarga dan masyarakat lokal yang tinggal di sekitar hutan. Kawasan ini mewakili 2,6 triliun dollar AS perekonomian dunia.
Dua kawasan diajukan sebagai percontohan proyek REDD, yaitu Kawasan Strategis Ulu Masen dan Kawasan Ekosistem Leuser.
Staf Bidang Konservasi Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BP KEL) Rudi H Putra mengatakan, proses menuju ke sana sedang diupayakan. Salah satu upaya yang gencar dilakukan BP KEL adalah mengonversi kembali hutan sawit ilegal dan masuk dalam wilayah KEL. Berdasarkan catatan BP KEL, puluhan ribu ha kawasan ini sudah beralih fungsi, baik perkebunan kelapa sawit maupun pemukiman dari total sekitar 2 juta hektar luas kawasan, termasuk kampung Herman.
Bangunan kincir air dilengkapi dengan dinamo alias Listrik Mikro Hidro (PLMH) ini menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan masyarakat Dusun Belo, Kampung Maha, Sultan Daulat, Kota Subulussalam. Bertahun- tahun puluhan keluarga yang tinggal di kawasan perkebunan kelapa sawit ini merindukan adanya listrik. Bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan senilai Rp 21,350 juta dan dana patungan warga sebanyak Rp 3 juta membuat keinginan itu terwujud. ”Sekarang warga sudah bisa punya televisi dan kulkas di rumah,” ujarnya.
M Rusli, salah satu warga Subulussalam, mengatakan, hal terpenting saat ini adalah mengupayakan agar debit air yang mengalir cukup untuk menggerakkan kincir dan mengaktifkan dinamo. Masalahnya, kata Rusli, hutan di sekeliling kampung sudah berubah menjadi kebun kelapa sawit.
”Sebagian kawasan ekosistem Leuser berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Kalau ini terjadi terus, pembangkit listrik itu bisa dipastikan tidak akan bertahan lama,” terang Rusli.
Pemerintahan Irwandi Yusuf, sejak menjabat pada 2007, gencar mengampanyekan pembangunan berdasarkan lingkungan. Aceh Green Vision menjadi konsep dasar pembangunan keberlanjutan. Kala itu, kebijakan moratorium logging atau penghentian penebangan legal menjadi kebijakan utama. Sementara, pembalakan liar, seperti diakui Irwandi, masih berlangsung. Meski ada penangkapan, tidak ada satu pun pelaku atau cukong pembalakan liar berhadapan di pengadilan.
Penataan kembali hutan Aceh menjadi tema utama kebijakan. Restrukturisasi hutan Aceh ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kerentanan kondisi lahan, pencatatan kembali hak guna usaha, baik dalam bidang kehutanan, perkebunan, maupun tambang, sedang diupayakan. Sejalan dengan upaya itu, konflik satwa liar dengan manusia serta konflik pemilik tambang dengan masyarakat semakin meningkat. Pemerintah juga tidak berniat menghentikan pembangunan Jalan Ladiagalaska yang tetap dikerjakan karena membantu membuka keterisoliran daerah.
Bersamaan, para gubernur dari beberapa negara dunia, Acre, Amapa, Amazonas, Mato Groso, Para (Brasil); California, Wisconsin, Illinois (Amerika Serikat); dan Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Timur dan Papua (Indonesia), menyatakan, mereka berupaya mengaplikasikan aturan REDD. Dalam suratnya kepada kepala negara masing-masing, Oktober 2009, mereka menyatakan, lebih dari 50 persen hutan tropis dunia berada dalam wilayah negara bagian atau provinsi mereka. Kawasan hutan ini menghidupi jutaan keluarga dan masyarakat lokal yang tinggal di sekitar hutan. Kawasan ini mewakili 2,6 triliun dollar AS perekonomian dunia.
Dua kawasan diajukan sebagai percontohan proyek REDD, yaitu Kawasan Strategis Ulu Masen dan Kawasan Ekosistem Leuser.
Staf Bidang Konservasi Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BP KEL) Rudi H Putra mengatakan, proses menuju ke sana sedang diupayakan. Salah satu upaya yang gencar dilakukan BP KEL adalah mengonversi kembali hutan sawit ilegal dan masuk dalam wilayah KEL. Berdasarkan catatan BP KEL, puluhan ribu ha kawasan ini sudah beralih fungsi, baik perkebunan kelapa sawit maupun pemukiman dari total sekitar 2 juta hektar luas kawasan, termasuk kampung Herman.
Kedelai Superbesar Karya Batan
Menteri Pertanian Suswono mendeskripsikannya sebagai kedelai superbesar: Varietas kedelai hasil iradiasi nuklir yang diberi nama Mutiara 1 itu dikerjakan para periset Badan Tenaga Nuklir Nasional selama enam tahun antara 2004 dan 2010.
Harry bersama Arwin, Tarmizi, Masrizal, dan Muchlis Adie merupakan para periset kedelai Mutiara 1 yang diluncurkan sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian Suswono pada 22 Juli 2010. Deskripsi kedelai Mutiara 1 yang superbesar didasarkan pada bobot rata-rata 23,2 gram per 100 biji. Ini lebih besar daripada kedelai impor Amerika Serikat yang hanya sekitar 18 gram per 100 biji.
Harry menyebutkan, Mutiara 1 merupakan hasil iradiasi sinar gama. Iradiatornya yang dimiliki disebut Gammacell-220. Kapasitas penyinarannya hanya untuk 1 kilogram biji kedelai.
Ini disebut iradiasi nuklir,
”Dari 1 kilogram biji kedelai yang diiradiasi di Gammacell-220 itu kemudian ditanam. Biji kedelai sudah mengalami mutasi gen. Benih yang dihasilkan lalu diseleksi untuk mendapatkan kedelai yang sesuai dengan yang dikehendaki,” kata Harry.
Iradiasi sinar gama ini memperbanyak keragaman genetik. Pengaruh yang ditimbulkan pada generasi pertama kali biasanya terjadi kerusakan fisik. Pada generasi kedua terjadi segregasi atau keragaman genetik seleksi. Kemudian mulai dipetakan untuk mendapatkan sifat yang diinginkan.
Menurut Harry, Mutiara 1 merupakan hasil mutasi gen pada kedelai lokal varietas Muria. Perubahan gen yang dikehendaki tidak bisa diperoleh serta-merta. Inilah yang membutuhkan waktu relatif lama hingga enam tahun untuk mendapatkan benih Mutiara 1 dengan gen yang dikehendaki.
Mutiara 1, selain berbiji besar, juga memiliki sifat tahan penyakit karat daun (
”Benih Mutiara 1 sebelum dilepas kepada petani harus stabil. Stabil artinya sudah tidak berubah lagi susunan gennya. Biasanya sampai pada generasi keempat,” kata Harry.
Biji kedelai setelah disinar
”Benih sebar ini yang kemudian disertifikasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih untuk dikonsumsi sebagai benih siap tanam oleh petani,” kata Harry.
Ada sedikitnya empat tingkatan pemuliaan benih untuk mendapatkan Mutiara 1 agar bisa ditanam petani. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Suswono Nomor 2602/Kpts/SR.120/7/2010 tentang Pelepasan Galur Mutan Kedelai 37 MBB sebagai Varietas Unggul dengan Nama Mutiara 1, usia tanam kedelai ini tergolong genjah.
Dengan ketinggian batang rata-rata 46,8 sentimeter, kedelai Mutiara 1 dapat dipanen pada usia kira-kira 82 hari. Pada usia 30 hari, Mutiara 1 sudah berbunga warna ungu.
Hasil panen kedelai Mutiara 1 tak ubahnya dengan varietas kedelai lokal lain yang memiliki kadar protein 37,7 persen dan kadar lemak 13,8 persen. Ini sangat cocok untuk produksi tahu dengan rendemen sangat tinggi sampai 373,3 persen. Cocok pula untuk produksi tempe dengan rendemen 193,3 persen. Kedelai varietas lokal justru lebih disukai cita rasanya untuk tahu-tempe ketimbang kedelai impor.
Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir Batan Taswanda Tary mengatakan, hasil penelitian kedelai ini terus meningkat. Sebelumnya sudah diperoleh kedelai varietas Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, dan Mitani dengan cara iradiasi sinar gama Co 60 pula.
”Pelepasan pertama kali varietas Muria pada 1987. Terakhir dihasilkan kedelai varietas Mutiara yang memiliki produktivitas 2,4 ton hingga 4,1 ton per hektar,” kata Taswanda.
Varietas Muria memiliki produktivitas 1,8 ton per hektar dengan kelebihan tahan penyakit karat daun. Varietas Tengger dilepas pada 1991 dengan produktivitas 1,4 ton hingga 1,7 ton per hektar.
Varietas Meratus hampir mirip Tengger. Kemudian menginjak pada varietas Rajabasa terjadi peningkatan produktivitas berkisar 2,05 ton hingga 3,9 ton per hektar yang dilepas pada 2004. Bijinya besar, tahan penyakit karat daun, serta toleran terhadap lahan kering dan masam.
Diikuti pada 2008 dengan pelepasan varietas Mitani. Angka produktivitasnya mencapai 2 ton hingga 3,2 ton per hektar. Varietas ini tahan terhadap penyakit karat daun, tahan terhadap hama Aphis sebagai vektor penyakit virus, serta memiliki kadar protein yang tergolong tinggi.
Dari generasi Mitani ini kemudian disusul generasi Mutiara 1. Mutiara 1 telah lolos uji lokasi di 16 wilayah di Indonesia. Salah satunya di Nusa Tenggara Barat yang telah dipanen pada 29 Juli 2010. Sekarang saatnya petani menunggu penyebaran benih kedelai biji superbesar ini. Konsumen menanti tahu dan tempe varietas kedelai lokal.
Meksiko Kerangka Manusia Purba Diangkat dari Gua
Kerangka anak dari masa prasejarah dikeluarkan dari gua bawah air di Meksiko empat tahun setelah beberapa penyelam secara kebetulan menemukan kerangka yang terpelihara baik yang menawarkan petunjuk migrasi manusia purba.
Kerangka anak kecil itu, yang dinamakan Young Hol Chan, berusia lebih dari 10.000 tahun dan termasuk di antara tulang-belulang manusia paling tua yang ditemukan di benua Amerika.
Kerangka tersebut ditemukan tahun 2006 oleh pasangan penyelam gua dari Jerman yang melakukan eksplorasi lubang akibat peristiwa unik, tanah amblas setelah banjir, yang dikenal sebagai cenote, kejadian yang lazim di negara bagian Quintana Roo, Meksiko timur.
Beberapa ilmuwan memerlukan waktu tiga tahun untuk mempelajari kerangka di tempat mereka terbaring sebelum memutuskan bahwa aman untuk membawa kerangka itu ke permukaan untuk studi lebih lanjut, demikian pernyataan Lembaga Nasional bagi Antropologi dan Sejarah Meksiko.
Lembaga tersebut mengkoordinasikan studi tentang migrasi manusia purba ke Meksiko timur yang bertujuan memperdalam pemahaman tentang pergerakan orang di seluruh Selat Bering pada akhir Musim Es terakhir. Young Hol Chan, yang namanya diambil dari sumur tempatnya berada, ditemukan di gua gelap 8,3 meter di bawah permukaan air.
Keragaman Hayati Dua Jenis Anggrek Sudah Sulit Dijumpai
w
Anggrek Dendrobium lowiiSedikitnya dua jenis anggrek endemis Kalimantan Selatan, yakni Dendrobium lowii dan Dendrobium hepaticum saat ini sangat sulit ditemukan di alam liar. Untuk mendapatkan jenis anggrek ini orang harus berburu ke penangkar, bahkan membeli ke penangkar anggrek di luar negeri.Wakil Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kalsel Ferry F Hoesoen, di Banjarmasin, Senin (6/9/2010), mengemukakan kedua jenis anggrek ini dulu bisa ditemukan di tempat yang kini menjadi Kota Banjarmasin. Namun, sekarang di Pegunungan Meratus pun sangat susah ditemukan. "Dua tahun kami melakukan observasi lapangan namun belum juga menemukan," ujarnya.
Dendrobium lowii memiliki ciri-ciri hampir sama dengan jenis dendrobium lainnya yang tumbuh di Pegunungan Meratus. Batang Dendrobium lowii agak berbulu dengan bunga warna kuning terang dan ukuran kelopak bunganya 4-5 sentimeter. Sedang Dendrobium Hepaticum memiliki ciri-ciri bunga berwarna seperti hati.
"Kemarin ada pameran di Singapura, terpaksa kami membeli dari sana. Itupun hanya sedikit, karena sudah diborong orang," ujarnya. Karena itulah, meski cukup sulit PAI Kalsel kini berusaha untuk mendapatkan bibit anggrek yang telah langka itu guna dikembangkan lagi di Kalsel.
Yulianto mengatakan selain Dendrobium lowii dan hepaticum, ada satu lagi yakni Spathoglottis aurea yang juga sulit ditemukan. Anggrek langka ini umumnya memiliki sifat sulit berkembang biak. Selain itu, bentuknya juga unik sehingga memancing orang untuk memiliki.
Kalau anggrek bulan Phalaenopsis amabilis var Palaihari itu juga sudah tidak ada di alam. "Untungnya para pecinta anggrek Kalsel masih memiliki jenis ini, dan perkembangbiakannya masih bisa keluar anakan di samping batang induk. Jadi dia tidak hilang begitu saja layaknya Dendrobium lowii dan Dendrobium hepaticum," ujar Yulianto.
Kontroversi Pendapat Stephen Hawking Alam Semesta Bukan Ciptaan Tuhan?
N
Stephen HawkingFisikawan terkemuka asal Inggris, Stephen Hawking, dalam buku terbarunya yang berjudul The Grand Design berpendapat bahwa alam semesta tak diciptakan oleh Tuhan. Menurutnya, peristiwa Big Bang yang menjadi awal pembentukan alam semesta tercipta akibat hukum gravitasi dan bukan karena adanya campur tangan Ilahi.
"Karena adanya hukum gravitasi, alam semesta bisa dan akan tercipta dengan sendirinya. Penciptaan yang spontan itu adalah alasan mengapa sesuatu itu ada, mengapa alam semesta itu ada, mengapa kita ada," tegas Hawking dalam buku terbarunya itu yang ditulis bersama Leonard Mlodinow, fisikawan asal AS.
Dalam buku yang akan segera terbit pada 9 September mendatang di Inggris itu, Hawking meyakinkan bahwa "M-Theory", sebuah bentuk dari string theory, bisa menjelaskan penciptaan alam semesta. "Tidak perlu membawa-bawa Tuhan seolah-olah Ia yang memicu terciptanya alam semesta," tulis Hawking.
Pendapat Hawking bertentangan dengan Isaac Newton yang mengatakan bahwa alam semesta adalah ciptaan Tuhan karena tidak mungkin alam tercipta dari chaos. Pemikiran Hawking yang ditulis dalam buku barunya itu datang dari sebuah observasi pada 1992 yang meneliti sebuah planet serupa Bumi yang mengelilingi sebuah bintang yang mirip Matahari.
"Secara kebetulan kondisinya mirip sistem tata surya kita dengan matahari tunggal, dan kombinasi yang benar-benar sangat mirip antara jarak Bumi-Matahari dan massa matahari sehingga bukan menjadi hal yang luar biasa dan tidak terbukti bahwa Bumi dirancang secara khusus hanya untuk kehidupan manusia," jelas Hawking kemudian.
Hal tersebut bertolak belakang dengan pendapat sebelumnya. Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1988, A Brief History of Time, Hawking menegaskan kepercayaannya akan campur tangan Tuhan dalam penciptaan alam semesta. "Jika kita menemukan sebuah teori yang lengkap maka itu akan menjadi kemenangan besar dari nalar manusia. Untuk itu, kita harus mengetahui pikiran Tuhan," tulis Hawking, pada saat itu. Diposkan oleh NEWS PUBLIK di 00.44
Anggrek Terbaik di Dunia Itu Hilang
A
ANggrek Bulan hasil persilangan
Anggrek terbaik di dunia jenis anggrek bulan lokal (Phalaenopsis amabilis) dari Kabupaten Tanah Laut kini tidak bisa ditemukan lagi di hutan Kabupaten Tanah Laut ataupun di kawasan hutan Kalimantan Selatan lainnya.
Ketua Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Kalimantan Selatan Aida Muslimah di Banjarmasin, Sabtu (4/9/2010), mengatakan, anggrek lokal Phalaenopsis amabilis di dunia ini hanya ada di tiga tempat, yaitu dua tempat di Indonesia, di Bogor dan Pelaihari, ibu kota Kabupaten Tanah Laut; dan di Filipina.
Dari tiga tempat tersebut, kata Aida, yang hadir dalam acara buka bersama komunitas jurnalis "Pena Hijau" Kalsel, anggrek bulan Pelaihari yang paling bagus dijadikan sebagai inti silang. Hal ini disebabkan ada beberapa kelebihan yang tidak terdapat pada anggrek jenis lainnya di daerah lain.
Beberapa kelebihan tersebut, kata Aida, yang didampingi Sekretaris PAI Yulianto, antara lain, anggrek bulan Pelaihari memiliki masa bunga cukup lama antara tiga dan enam bulan, sedangkan anggrek biasa tidak lebih dari satu bulan.
Selain itu, katanya, jumlah kuntum dalam satu tangkai bisa mencapai 25-50 buah, sedangkan anggrek biasa hanya 10-15 kuntum, dan banyak cabang dalam tangkai, sedangkan anggrek lainnya hanya satu cabang.
Anggrek bulan Pelaihari ini juga merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki bunga yang sangat indah berwarna putih bersih sehingga harganya pun cukup mahal, bisa mencapai Rp 5 juta untuk satu pohon.
Sayangnya, kata Yulianto, jenis bunga yang dinobatkan sebagai bunga terbaik dunia di jenisnya tersebut kini tidak ditemukan lagi di habitatnya karena kesalahan kebijakan pemerintah pada masa lalu.
"Dulu anggrek merupakan tanaman hasil komoditas yang bisa diperjualbelikan sehingga pada saat itu penjualan anggrek Pelaihari ke beberapa negara cukup marak, hingga akhirnya anggrek kebanggaan tersebut sulit ditemukan, bahkan tidak ada lagi di hutan Pelaihari," katanya.
Buntut Kritik SBY Dirut Telkom dan Telkomsel Kena Sanksi
DHONI SETIAWAN
Menneg BUMN Mustafa Abubakar
Tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan Dirut PT Telkomsel ternyata berbuntut panjang. Kedua Dirut ini akhirnya terkena teguran oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kami sudah panggil kedua dirut ini, dan kami sudah berikan teguran tertulis," kata Mustafa Abubakar, Menteri BUMN. Menurut Mustafa, ia sudah menandatangani teguran tersebut pada Jumat (17/9/2010) malam. Rencananya, ia akan melaporkan teguran ini Senin pekan depan.
Mustafa meminta kepada kedua dirut ini agar terus mem-back up layanan telekomunikasi agar tidak mengganggu pantauan arus balik yang dilakukan oleh instansi seperti polisi. Tak hanya itu, Mustafa juga meminta agar tidak ada lagi kejadian serupa saat tugas negara sedang berlangsung.
Mustafa menegaskan bahwa surat teguran ini akan berdampak pada Key Performance Indicator (KPI). "Iya, ini mempengaruhi kinerja mereka," paparnya. Artinya, ini akan berdampak juga dengan rencana pergantian direksi TLKM yang akan dilangsungkan pemerintah.
Padahal, dalam rilis resmi yang disampaikan Telkomsel, GM Corporate Communications Ricardo Indra menyatakan, telekonferensi yang dilakukan oleh Presiden tersebut tidak menggunakan jaringan layanan 3G Telkomsel.
Asal tahu saja, Presiden SBY "menyemprot" kedua dirut tersebut saat melakukan telekonferensi untuk meninjau pelaksanaan pengamanan jalur mudik. Kritikan Presiden itu berawal dari laporan Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri bahwa terjadi gangguan teknis jaringan Telkomsel. "Seharusnya semua pos bisa real time karena jaringan Telkomsel agak terganggu," kata Kapolri.
Yang jelas, gangguan teknis itu menghambat rencana teleconference Presiden dengan petugas pos pengamanan jalur mudik di wilayah Jawa Tengah, termasuk dengan Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Edward Aritonang.
80 Persen Penduduk Dunia Miliki Akses Ke Mobile Signal
Siswa SMP Negeri 220, Tanjung Duren, Jakarta, Rabu (26/5), mengakses internet dari mobil keliling yang singgah di sekolah mereka. Layanan internet gratis ini untuk memberikan kesempatan kepada pelajar mengakses informasi sekaligus kesempatan untuk melek teknologi.
Penemu World Wide Web (WWW) Sir Timothy "Tim" Berners-Lee mengatakan, saat ini 80 persen penduduk dunia memiliki akses ke signal mobile, sementara 20 persen penduduk dunia aktif tersambung ke internet melalui personal computer."Saya menyarankan para pembuat aplikasi untuk ponsel internet menciptakan aplikasi yang memungkinkan 80 persen penduduk dunia menggunakan internet mobile dengan mudah dan murah," kata Berners-Lee saat menjadi pembicara pada Nokia World 2010 di London, Inggris, seperti dilaporkan wartawan Kompas Pepih Nugraha, Rabu (15/9/2010) ini.
Menurut Berners-Lee, data yang merupakan konten internet sangat penting digunakan masyarakat. Dia memberi contoh bagaimana pengguna internet mencari informasi dan akses mengenai kesehatan, hak mendapatkan air bersih, bisnis kecil, dan bahkan AIDS.
"Berilah kemudahan akses data dan informasi melalui aplikasi yang dapat dimanfaatkan dengan mudah dan murah oleh penduduk dunia." kata Berners-Lee.
Penemu internet ini juga menyebut penyampaian pesan singkat melalui provider atau operator telepon sebagai sesuatu yang mahal dan tidak praktis, "Jika ada yang lebih murah dan bahkan gratis, mengapa tidak memanfaatkan aplikasi saja," katanya.
Web, menurut Berners-Lee, juga membantu masyarakat untuk bisaa mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. "Masyarakat dapat membangun komunitas sendiri yang memungkinkan mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, sampai pertanian," katanya.
Berners-Lee adalah insinyur sekaligus ilmuwan komputer asal Inggris yang menemukan WWW yang memungkinan penduduk dunia tersambung ke internet.
DI PATENKAN JERUK PULAU TENGAH JERUK ASLI KERINCI
Kerinci Patenkan Jeruk Pulau Tengah
Pemerintah Kabupaten Kerinci akan mempatenkan jeruk lokal berasal dari Desa Pulau Tengah, Kecamatan Gunung Kerinci, yang memiliki rasa dan ciri khas tersendiri dibanding jeruk dari daerah lain.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kerinci Kamil di Jambi, Jumat mengatakan, pihaknya sudah mengembangkan tanaman jeruk lokal itu di atas areal ratusan hektare.
"Jeruk Desa Pulau Tengah yang dikenal manis dan rapuh kulitnya itu, sebelumnya diabaikan warga dan petani, namun kini kembali digalakkan," katanya.
Dengan keunikan atau ciri khas yang dimiliki jeruk itu, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat akan mematenkan nama dan asal jeruk itu.
Pemerintah Kabupaten Kerinci juga menginginkan ada komoditi pertanian di daerahnya yang dijadikan andalan dan dikenal di dunia luar seperti Salak Pondoh dari Jogjakarta atau apel Malang dan lainnya.
Kabupaten Kerinci yang memiliki struktur tanah subur dan berhawa dingin sangat cocok untuk tanaman tersebut, karena terletak di kaki Gunung Kerinci.
Usaha pengembangan tanaman jeruk dilakukan di Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, telah memberikan hasil memuaskan dan turut memotivasi petani lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Pemilik jeruk yang berhasil itu mampu meraih keuntungan yang tidak sedikit, dan jeruk yang dihasilkannya tidak saja untuk memenuhi kebutuhan lokal dan kabupaten tetangga saja, bahkan sudah menembus pasar ekspor.
Pemerintah khususnya Dinas Pertanian terus memberikan dukungan pada petani, baik modal maupun bibit serta pembinaan agar usaha pengembangan dan mempromosikan jeruk asli Kerinci itu bisa berhasil.
"Ke depan wisatawan dan masyarakat luar juga harus mengenal jeruk Pulau Tengah dari Kabupaten Kerinci, seperti mereka mengenal Salak Medan, Salak Pondoh, Apel Malang, Mangga Indramayu dan lainnya," kata Kamil.
Pemerintah Kabupaten Kerinci akan mempatenkan jeruk lokal berasal dari Desa Pulau Tengah, Kecamatan Gunung Kerinci, yang memiliki rasa dan ciri khas tersendiri dibanding jeruk dari daerah lain.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kerinci Kamil di Jambi, Jumat mengatakan, pihaknya sudah mengembangkan tanaman jeruk lokal itu di atas areal ratusan hektare.
"Jeruk Desa Pulau Tengah yang dikenal manis dan rapuh kulitnya itu, sebelumnya diabaikan warga dan petani, namun kini kembali digalakkan," katanya.
Dengan keunikan atau ciri khas yang dimiliki jeruk itu, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat akan mematenkan nama dan asal jeruk itu.
Pemerintah Kabupaten Kerinci juga menginginkan ada komoditi pertanian di daerahnya yang dijadikan andalan dan dikenal di dunia luar seperti Salak Pondoh dari Jogjakarta atau apel Malang dan lainnya.
Kabupaten Kerinci yang memiliki struktur tanah subur dan berhawa dingin sangat cocok untuk tanaman tersebut, karena terletak di kaki Gunung Kerinci.
Usaha pengembangan tanaman jeruk dilakukan di Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, telah memberikan hasil memuaskan dan turut memotivasi petani lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Pemilik jeruk yang berhasil itu mampu meraih keuntungan yang tidak sedikit, dan jeruk yang dihasilkannya tidak saja untuk memenuhi kebutuhan lokal dan kabupaten tetangga saja, bahkan sudah menembus pasar ekspor.
Pemerintah khususnya Dinas Pertanian terus memberikan dukungan pada petani, baik modal maupun bibit serta pembinaan agar usaha pengembangan dan mempromosikan jeruk asli Kerinci itu bisa berhasil.
"Ke depan wisatawan dan masyarakat luar juga harus mengenal jeruk Pulau Tengah dari Kabupaten Kerinci, seperti mereka mengenal Salak Medan, Salak Pondoh, Apel Malang, Mangga Indramayu dan lainnya," kata Kamil.
ASET KOTA SUNGAI PENUH BELUM DI SERAH KAN OLEH PIHAK KABUPATEN KERINCI
SUNGAI PENUH, Sebanyak delapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkup pemerintah Kota Sungai Penuh, sampai saat ini masih ngontrak kantor untuk tempat kerja. Karena lambannya proses penyerahan aset dari Kabupaten Kerinci ke Kota Sungai Penuh.
Delapan dinas yang dimaksud adalah Dinas Perhubungan, PMPPKB, PU, DPKKAD, dan empat SKPD lainnya di kota. "Sampai sekarang masih ada delapan SKPD yang masih ngontrak karena belum punya kantor sendiri," ujar Sekda Kota Sungai Penuh, Arfensa, di hadapan anggota DPRD Provinsi Jambi, Kamis (10/6).
Masih mengontraknya delapan SKPD tersebut kata Sekda, lantaran penyerahan aset antara Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh belum dilakukan. "Tidak jarang program yang dilakukan oleh SKPD kerap terkendala lantaran belum memulai kegiatan malah sudah diusir oleh pemilik kantor yang menyewakan," kata sekda.
Sekda Kota Arfensa berharap kepada anggota DPRD Provinsi Jambi khususnya Dapil Kerinci untuk bisa memfasilitasi proses penyerahan aset sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh.
"Selama ini kami terkendala dengan belum adanya penyerahan aset oleh Kabupaten Kerinci sebagai kabupaten induk. Kami minta DPRD Provinsi Jambi bisa memfasilitasi penyerahan aset yang ada," jelasnya.
Anggota DPRD Provinsi Jambi, Gusrizal, mengatakan pihaknya akan mencoba dan memfasilitasi penyerahan aset sebagaimana yang dikeluhkan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh. Ia prihatin dengan apa yang disampaikan oleh Pemkot di mana masih banyak SKPD menyewa kantor.
"Kita akan upayakan untuk memfasilitasi penyerahan aset. Nanti kita akan bertemu langsung dengan pihak kabupaten untuk mempertanyakan masalah tersebut," katanya.
Hal senada disampaikan anggota dewan lainnya, Yanti Maria. Menurutnya, persoalan aset antara Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci harus diperjelas, sehingga tidak menimbulkan perselisihan.
Delapan dinas yang dimaksud adalah Dinas Perhubungan, PMPPKB, PU, DPKKAD, dan empat SKPD lainnya di kota. "Sampai sekarang masih ada delapan SKPD yang masih ngontrak karena belum punya kantor sendiri," ujar Sekda Kota Sungai Penuh, Arfensa, di hadapan anggota DPRD Provinsi Jambi, Kamis (10/6).
Masih mengontraknya delapan SKPD tersebut kata Sekda, lantaran penyerahan aset antara Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh belum dilakukan. "Tidak jarang program yang dilakukan oleh SKPD kerap terkendala lantaran belum memulai kegiatan malah sudah diusir oleh pemilik kantor yang menyewakan," kata sekda.
Sekda Kota Arfensa berharap kepada anggota DPRD Provinsi Jambi khususnya Dapil Kerinci untuk bisa memfasilitasi proses penyerahan aset sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh.
"Selama ini kami terkendala dengan belum adanya penyerahan aset oleh Kabupaten Kerinci sebagai kabupaten induk. Kami minta DPRD Provinsi Jambi bisa memfasilitasi penyerahan aset yang ada," jelasnya.
Anggota DPRD Provinsi Jambi, Gusrizal, mengatakan pihaknya akan mencoba dan memfasilitasi penyerahan aset sebagaimana yang dikeluhkan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh. Ia prihatin dengan apa yang disampaikan oleh Pemkot di mana masih banyak SKPD menyewa kantor.
"Kita akan upayakan untuk memfasilitasi penyerahan aset. Nanti kita akan bertemu langsung dengan pihak kabupaten untuk mempertanyakan masalah tersebut," katanya.
Hal senada disampaikan anggota dewan lainnya, Yanti Maria. Menurutnya, persoalan aset antara Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci harus diperjelas, sehingga tidak menimbulkan perselisihan.
PENGANGGURAN DIKERINCI PALING BANYAK DARI KALANGAN SARJANA
Jumlah pengangguran di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh terus mengalami peningkatan. Bahkan, jumlahnya menembus angka 25 ribu orang. Sebagian besar pengangguran dari kalangan sarjana.
Direktur utama PT Andalan Mitra Prestasi yang bergerak di bidang tenaga kerja, Tafyandi Kasim, mengatakan saat ini jumlah pengangguran di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, mencapai 25 ribu jiwa.
"Jumlah tersebut sangat logis. Apalagi dari pengakuan Dinas Tenaga Kerja Kota Sungai Penuh, jumlah pengangguran di Kota Sungai Penuh 9.000 jiwa. Angka tersebut, jumlahnya dua kali lipat dari data yang ada. Belum lagi pengangguran di Kerinci," ujar Tafyadi Kasim.
Menurutnya, Pemkab Kerinci pasif untuk mencari peluang kerja terutama keluar negeri. "Selain disebabkan tidak adanya perhatian dari pemerintah, penyebab lain banyaknya pengangguran di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, adalah tingginya minat masyarakat menjadi PNS," katanya.
Guna mengatasi hal tersebut, tambahnya, pihaknya mencoba menjalin kerjasama lintas sektor, untuk membuka peluang dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kerinci. "Kita merekrut tenaga kerja untuk dilatih, sesuai pasar kerja yang ada saat ini. Setelah mereka memiliki skill, maka mereka bisa ditempatkan di lokasi kerja masing-masing," tambahnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk memuluskan penyerapan tenaga kerja, PT Andalan Mitra Prestasi akan mensosialisasikan ke masyarakat, bahwa menjadi TKI tidak mengeluarkan biaya yang besar seperti yang masyarakat kira selama ini, nantinya semua biaya bisa dikeluarkan oleh perusahaan, dengan cara potongan gaji.
Selain itu, nantinya akan disediakan pusat informasi pasar kerja, sehingga para pencari kerja bisa dengan gampang mengakses informasi. "Untuk melakukan itu semua, sebagai langkah awal adalah melakukan bimbingan teknis kepada karyawan dan petugas lapangan, yang dilaksanakan selama sehari penuh. Jika ada petugas lapangan yang memungut biaya, maka akan dikenakan sanksi tegas," pungkasnya.
Kasi Penempatan Tenaga Kerja, Disnakertrans Kabupaten Kerinci, Tarmizi, saat dikonfirmasi mengatakan dari data pencari kerja sampai Mei 2010, jumlah pengangguran di Kerinci tercatat sebanyak 4.256 orang.
"Jumlah pengangguran terbesar dari kalangan sarjana, yakni 1.250 orang, dan selebihnya dari tamatan SMA, SMP, SD, dan non pendidikan," ungkap Tarmizi.
Dikatakan Tarmizi, jumlah tersebut hanya berdasarkan data pembuat kartu kuning, sehingga diduga jumlahnya secara keseluruhan jauh lebih besar. "Jumlah sebenarnya bisa jauh lebih banyak dari data yang ada," tegas Tarmizi.
Direktur utama PT Andalan Mitra Prestasi yang bergerak di bidang tenaga kerja, Tafyandi Kasim, mengatakan saat ini jumlah pengangguran di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, mencapai 25 ribu jiwa.
"Jumlah tersebut sangat logis. Apalagi dari pengakuan Dinas Tenaga Kerja Kota Sungai Penuh, jumlah pengangguran di Kota Sungai Penuh 9.000 jiwa. Angka tersebut, jumlahnya dua kali lipat dari data yang ada. Belum lagi pengangguran di Kerinci," ujar Tafyadi Kasim.
Menurutnya, Pemkab Kerinci pasif untuk mencari peluang kerja terutama keluar negeri. "Selain disebabkan tidak adanya perhatian dari pemerintah, penyebab lain banyaknya pengangguran di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, adalah tingginya minat masyarakat menjadi PNS," katanya.
Guna mengatasi hal tersebut, tambahnya, pihaknya mencoba menjalin kerjasama lintas sektor, untuk membuka peluang dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kerinci. "Kita merekrut tenaga kerja untuk dilatih, sesuai pasar kerja yang ada saat ini. Setelah mereka memiliki skill, maka mereka bisa ditempatkan di lokasi kerja masing-masing," tambahnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk memuluskan penyerapan tenaga kerja, PT Andalan Mitra Prestasi akan mensosialisasikan ke masyarakat, bahwa menjadi TKI tidak mengeluarkan biaya yang besar seperti yang masyarakat kira selama ini, nantinya semua biaya bisa dikeluarkan oleh perusahaan, dengan cara potongan gaji.
Selain itu, nantinya akan disediakan pusat informasi pasar kerja, sehingga para pencari kerja bisa dengan gampang mengakses informasi. "Untuk melakukan itu semua, sebagai langkah awal adalah melakukan bimbingan teknis kepada karyawan dan petugas lapangan, yang dilaksanakan selama sehari penuh. Jika ada petugas lapangan yang memungut biaya, maka akan dikenakan sanksi tegas," pungkasnya.
Kasi Penempatan Tenaga Kerja, Disnakertrans Kabupaten Kerinci, Tarmizi, saat dikonfirmasi mengatakan dari data pencari kerja sampai Mei 2010, jumlah pengangguran di Kerinci tercatat sebanyak 4.256 orang.
"Jumlah pengangguran terbesar dari kalangan sarjana, yakni 1.250 orang, dan selebihnya dari tamatan SMA, SMP, SD, dan non pendidikan," ungkap Tarmizi.
Dikatakan Tarmizi, jumlah tersebut hanya berdasarkan data pembuat kartu kuning, sehingga diduga jumlahnya secara keseluruhan jauh lebih besar. "Jumlah sebenarnya bisa jauh lebih banyak dari data yang ada," tegas Tarmizi.
ARTIKEL TERBARU TENTANG ASAL-USUL ORANG KERINCI
Kerinci merupakan kawasan hutan belantara dulunya, nan indah dan sejuk. Sekelilingnya adalah Taman Nasional Kerinci Seblat. Memperhatikan legenda sejarah yang berkembang selama ini. Nama Kerinci berasal dari kata, Kering dan cair. Ini memang benar adanya. Karena ramalan cuaca kadang tidak cocok, karena curah hujan tidak teratur, hingga tidak bisa memastikan.
Dibahagian lain, kata Kerinci ini ada yang memberi prediksi kata ci-ci, yang artinya anak Kunci. Dalam sejarah Tiang Bungkuk Panduko Rajo, berasal dari cina. Kunci ini pembuka rahasia Kerinci.Anak kunci ini hilang diwilayah Keliling Danau. Benar tidaknya sejauh ini belum diungkapkan.
Asal Usul Orang Kerinci Menurut Tambo Kerinci
Berbicara tentang asal usul, Uhang Kincai Umar Ali ( 60) Mantan Depati Atur Bumi mengungkapkan, bermula dari lembaran sejarah, Iskandar Zulkarnaen menikah dengan Zailun melahirkan empat orang anak masing-masing, Maharajo Dipang turun ke negeri cina, Maharajo Alip, Maharaja diraja turun kenegeri Sumbar,tepatnya dinegeri perhiangan Padang Panjang. Empat Indar Jati,orang pertama turun ke negeri Sumbar dengan menepati kawasan gunung emas atau Gunung berapi, Pariaman Padang Panjang. Ia menikah dengan Indi Jelatang melahirkan keturunan dua orang diantaranya, Datuk perpatih nan Sebatang dan Indarbaya.
Indar Jati dengan anaknya, Indarbaya, berlayar pula ke luhak Alam Kerinci. Sedangkan perpatih nan Sebatang. Karena asik bermain dengan rekanya, ia tidak ikut serta. Kemudian dipersiapkan alat untuk berangkat. Pertama Payung Sekaki, Tombak, serta tongkat nan sebuah, keris nan satu dibawa pula kambing nan seekor.
Dalam perjalanan menuju luhah alam Kerinci, ia kesulitan. Karena medan tempuh rute laut lepas. Kemudian Allah menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di Gunung Jelatang.
Tahun berlalu musim berganti, ia melahirkan anak tiga orang masing-masing indar bersusu tunggal, Indar bertelawang lidah, Indi Mariam serta Indar bayo.
Kemudian setelah anaknya dewasa. Indar tunggal dinikahkan dengan Puti Samaiyah, penghuni Gunung Jelatang itu melahirkan pula anak tiga orang diantaranya, Puti Dyang indah, Puti Dayang Ramaiyah.Kemudian Puti Dayang Indah melahirkan anak lima orang. Yaitu, Dari Indah, Daristu,Indi cincin, Mipin, Mas Jamain. Puti Ramaiyah melahirkan anak satu orang Yakni, Sibungo Layu. Puti Dayang Rawani, pernikahan dengan seorang laki-laki, Abdul Rahman, asal Jawa Mataram melahirkan keturunan bertempat di Jambi masing-masing tiga orang, Karban, Kartan, kalipan.
Sementara di Jawa Mataram terdapat tiga orang pula. Yaitu, Nahkudo kubang, Nahkudo Belang, Gajah Mada. Dari Indah melahirkan pula Incik permato, Intan bermato, Lilo Permato. Daristu melahirkan pula keturunan tigo orang, Patimah, Unggu, Mangku Agung. Sedangkan indi Cincin melahirkan keturunan, Jaburiyah, Jabulino. Mipin melahirkan satu orang, Puti Sepadan. Mas Jamain suaminya, Sutan Maalim hidayah, asal Pagaruyung melahirkan keturunan Sirujan Angin.
Dituturkan, Indar Jati yang gaib. Yang tiada kembali dalam persemadian dialam gaib. Indar bersusu tunggal, gelar Depati batu hampar, setelah melihat kehilir dan kemudik air laut telah surut. Maka dipecahlah pembagian wilayah, untuk menunggu kawasan negeri yang dibagi itu masing-masing.Incik Permato menungu latih Koto Pandan, Pondok Tinggi. Bajina Latih Koto limo Sering, Sungai Penuh. Ungguk menunggu latih Koto Beringin, Rawang. Mangku Agung menunggu Tebat Tinggi, Sungai Tutung. Sibungo Alam menunggu Talang Banio, Kemantan.Puti Dayang Ramaiyah, menunggu kawasan Kemantan Darat. Dari Pembagian inilah yang disebut Latih yang enam Luhah Alam Kerinci.
Sementara itu disebelah hilir, Sirujan Angin menunggu Tamia, Mewarisi Depati Muaro langkap, Lilo permato menungu Pulau Sangkar, Mewarisi Depati Rencong Telang, Intan Bermato Sanggaran Agung, mewarisi Depati Biang sari.
Kemudian Indar Berusu tunggal diangkat pula Sultan Maalim Hidayah menjadi Depati atur Bumi. Ini disebut Depati Empat Alam Kerinci.
Kemudian didirikan pula Kerinci rendah yaitu Karban, mewarisi Depati Setio Rajo, Bangko. Kartan mewarisi Depati Setio Nyato, Parentak. Sedangkan kalipan,mewarisi Depati Setio Putih Limbur tanah Cugguk. Ini disebut tigo di Baruih.
Sibungo Alam melahirkan keturunan tiga orang,Cik Rah, Cik Kudo, Sijago-jago, Hulu baling rajo Siulak. Datang pula dari Jambi, Bandaro Putih, dengan sebutan pangeran Temengung dengan membawa kain kehormatan diberikan kepada Depati Muaro langkap di Tamia. Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar. Depati Biang Sari di Pengasi. Depati Atur Bumi di Hiang.
Oleh Depati Atur Bumi dibagi pula kain kebesaran olehnya dengan Delapan bahagian, Depati Serah Bumi di Seleman . Depati Mudo Penawar, Depati Kepalo Ino, Tanah kampung. Depati Mudo bertelawang lidah di Rawang. Depati Sekungkung Putih di Sekungkung. Depati Kepalo Sembah di Semurup. Depati Setuo di Kemantan. Depati Atur Bumi/ Depati Atur Bayo di Hiang. Ini disebut Delapan Helai di Kerinci.
Pusaka Orang Kerinci
Ada beberapa pusaka, Bukti dari zaman kerajaan ini, yang dinilai masi memiliki nilai mistik diantaranya, keris sampai kini dinyatakan hilang. Sedang tombak serta gading gajah, yang tersimpan. Konon, bila diritualkan dimusim panas. Bisa mendatangkan karomah berupa Hujan deras.
Semua pusako ini tersimpan dirumah pusako atur Bumi, yang hanya diturun mandikan secara sacral bila ada kenduri pusako, yang dilaksanakan lima tahun sekali.
Dalam beberapa penelitian tentang asal usul uhang kincai, sebagaimana diuraikan dalam buku seminar adat Kerinci tahun 1985-1990, yang ditulis Yatim Abbas menguraikan secara gamblang.Ia menyebutkan bahwa Nenek Moyang orang Kerinci telah cerdas. Ini mengacu system pembagian waris, yang telah diatur, terutama mengenai hukum waris ini. Ini telah ada beberapa ribu tahun yang silam.
Dengan hadirnya sistem dan cara pembagian waris itu. Ini menunjukan mereka telah menanamkan asaz-asaz pengamanan yaitu secara preventif, untuk mencegah menghindari timbulnya hal-halyang kurang baik bagi anak cucunya dikemudian hari. Dengan demikian unsur Pancasila telah ada di Kerinci sejak dulu kala.
Dipaparkan, mulanya suku bangsa Kerinci pernah menganut system kekeluargaan yang tertua di dunia, yaitu system keibuaan ( Materilineal. Kemudian menganut sistim kekeluargaan bersegi dua ( Parental) yang lebih berperikemanusiaan, tetapi belum dapat diketahui tuanya suku bangsa ini termasuk type mana suku bangsa Kerinci itu.
Dari Perkakas yang ditinggalkan, benda-benda bersejarah/ Prasejarah itu yang ditingalkan itu, bukan hanya angka tahun dapat diketahui tingkat kecerdasanya. Mengenai type manusia penghuni alam Kerinci sepanjang buktiyang ditemui menunjukan suku bangsa Kerinci bertype Melayu tua ( Proto malayers) atau termasuk induk( ras) tertua.Hal ini didasarkan pada penelitian sarjana asingyang pernah menyelidiki Kerinci antara lain,Prof. Dr. Jasven Ali.M. A. Ahli sejarah berkebangsaan Australia tahun 1963, dengan contervarnya, Drs. Syofyan Sani, pada Markas besar kapolisian RI Jakarta. Dr. David. Sundbukht ahli Antropologi berkebangsaan Swedia tahun 1980 dengan countervarnya, Idris Jakpar SH, Lektor Jambi kala itu. Dr. J.P.H Duyhendak ahli Antropologi berkebangsaan Belanda sebelum perang dunia ke dua.
Bukti sejarah
Bukti sejarah dan prasejarah itu dulunya, di pukau Sumatera ( Pulau Perca) hanya terdapat disekitar Danau Kerinci, benda itu berupa Kapak Ganggam, Flakes Obsidian, disebut Mikrolith, Batuyang indah, Permata.
Bukti serupa ditemukan juga didataran tinggi Asia Tenggara, tempatnya menurut Prof. Kern adalah di Tonkin, dan menurut V.H. Golden berasal dari Yunan, menjelaskan terdapat ada hubungan Kebudayaan Kerinci dengan dataran tinggi Asia Tenggara.
Bukti- bukti ditemukan itu dibenarkan oleh Dr. Bener Bron serjana Kesenian berkebangsaan Amerika dalam penelitianya tahun 1973, bahkan beliau berkata,” Kerinci sudah terkenal didunia. Karena bukti sejarahnyayang tua,”. Kemudian diperkuat pula oleh hasil penelitian Mr. Bill Watson, sarjana kebangsaan inggris dalam penelitian tahun 1975.
Dari bukti ditemukan itu dapat dikemukakan bahwa suku bangsa Kerinci dilihat dari Antroplogi fisik adalah Melayu tua. Sedangkan bukti kebudayaan menurut antroplogi budaya mereka telah melalui zaman Mezolitikum (Zaman batu Menengah)yang dioperkirakan 400 tahun sebelum nabi Isya.
Selain itu, Kerinci telah memiliki tulisan yang dinamakan “ Incong” terdapat pada Gading Gajah Hiang, Tanduk kambing, yang menceritkan asal usul orang Kerinci, mengenai adat istiadat, Batas Wilayah. Selain itu bangsa Melayu Tua lebih senang didataran tinggi, yang pada umumnya adalah rakyat pegunungan.
Pada Zaman Neolitikum ( Zaman batu baru) nenek moyang suku bangsa Kerinci sudah bertempat tinggal tetap, tetapi tidak lagi mengumpulkan makanan ( Food Gathering) tapi sudah menghasilkan makanan ( Food Produkting), artinya sudah bercocok tanam, beternak.
Sementara itu tahun 2003 ditemukan pula di Gunung Raya, Sungai Hangat,tepatnya di SLTP tiga. berupa artefak, fragmentaris, ekofak Dynasti cina terdiri dari gerabah keramik Cina dan obsidian, batu asahan.manik-manik, pisau kecil, batu bulat, ekofak terdiri rahang gajah dan tanduk rusa.
Demikian juga dengan Tamia berupa batu patah sebelah utara dengan ukuran 2,27 meter x 1,5 meter, makam kuno dengan panjang arah barat timur 125 meter.
Temuan ini, kata Alimin, Budaya sejarah dan purbakala pada Dinas Pariwisata Kerinci berdasarkan kesejarahan material diduga 500 tahun sebelum Masehi.
Ini dilihat pula pada periode sejarah data keramik cina dinasti sung, Qin, Ming, yuan. Masa ini berlangsung pada periode tahun 960,1279.
Penggalian dilakukan oleh empat orang peneliti asal Jerman masing-masing Dr. Raff Dominik Bonat, Dr.Doretha Mechild Main Mai leejoa, Dr. Ulrike Susane Summer dibantu rekanya, Betiene logman, Mahasiswa Leiden Universiti, Dra. Dwi Yukiani, M.Hum, Pusat penelitian Arkelogi Jakarta. Agus Widiatmoko,SS. Balai pelestarian penelitian Purbakala jambi dengan konsultan peneliti Poff. Dr.Wolfgang Marshell, pakar Arkeologi Switzerland.
Dibahagian lain, kata Kerinci ini ada yang memberi prediksi kata ci-ci, yang artinya anak Kunci. Dalam sejarah Tiang Bungkuk Panduko Rajo, berasal dari cina. Kunci ini pembuka rahasia Kerinci.Anak kunci ini hilang diwilayah Keliling Danau. Benar tidaknya sejauh ini belum diungkapkan.
Asal Usul Orang Kerinci Menurut Tambo Kerinci
Berbicara tentang asal usul, Uhang Kincai Umar Ali ( 60) Mantan Depati Atur Bumi mengungkapkan, bermula dari lembaran sejarah, Iskandar Zulkarnaen menikah dengan Zailun melahirkan empat orang anak masing-masing, Maharajo Dipang turun ke negeri cina, Maharajo Alip, Maharaja diraja turun kenegeri Sumbar,tepatnya dinegeri perhiangan Padang Panjang. Empat Indar Jati,orang pertama turun ke negeri Sumbar dengan menepati kawasan gunung emas atau Gunung berapi, Pariaman Padang Panjang. Ia menikah dengan Indi Jelatang melahirkan keturunan dua orang diantaranya, Datuk perpatih nan Sebatang dan Indarbaya.
Indar Jati dengan anaknya, Indarbaya, berlayar pula ke luhak Alam Kerinci. Sedangkan perpatih nan Sebatang. Karena asik bermain dengan rekanya, ia tidak ikut serta. Kemudian dipersiapkan alat untuk berangkat. Pertama Payung Sekaki, Tombak, serta tongkat nan sebuah, keris nan satu dibawa pula kambing nan seekor.
Dalam perjalanan menuju luhah alam Kerinci, ia kesulitan. Karena medan tempuh rute laut lepas. Kemudian Allah menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di Gunung Jelatang.
Tahun berlalu musim berganti, ia melahirkan anak tiga orang masing-masing indar bersusu tunggal, Indar bertelawang lidah, Indi Mariam serta Indar bayo.
Kemudian setelah anaknya dewasa. Indar tunggal dinikahkan dengan Puti Samaiyah, penghuni Gunung Jelatang itu melahirkan pula anak tiga orang diantaranya, Puti Dyang indah, Puti Dayang Ramaiyah.Kemudian Puti Dayang Indah melahirkan anak lima orang. Yaitu, Dari Indah, Daristu,Indi cincin, Mipin, Mas Jamain. Puti Ramaiyah melahirkan anak satu orang Yakni, Sibungo Layu. Puti Dayang Rawani, pernikahan dengan seorang laki-laki, Abdul Rahman, asal Jawa Mataram melahirkan keturunan bertempat di Jambi masing-masing tiga orang, Karban, Kartan, kalipan.
Sementara di Jawa Mataram terdapat tiga orang pula. Yaitu, Nahkudo kubang, Nahkudo Belang, Gajah Mada. Dari Indah melahirkan pula Incik permato, Intan bermato, Lilo Permato. Daristu melahirkan pula keturunan tigo orang, Patimah, Unggu, Mangku Agung. Sedangkan indi Cincin melahirkan keturunan, Jaburiyah, Jabulino. Mipin melahirkan satu orang, Puti Sepadan. Mas Jamain suaminya, Sutan Maalim hidayah, asal Pagaruyung melahirkan keturunan Sirujan Angin.
Dituturkan, Indar Jati yang gaib. Yang tiada kembali dalam persemadian dialam gaib. Indar bersusu tunggal, gelar Depati batu hampar, setelah melihat kehilir dan kemudik air laut telah surut. Maka dipecahlah pembagian wilayah, untuk menunggu kawasan negeri yang dibagi itu masing-masing.Incik Permato menungu latih Koto Pandan, Pondok Tinggi. Bajina Latih Koto limo Sering, Sungai Penuh. Ungguk menunggu latih Koto Beringin, Rawang. Mangku Agung menunggu Tebat Tinggi, Sungai Tutung. Sibungo Alam menunggu Talang Banio, Kemantan.Puti Dayang Ramaiyah, menunggu kawasan Kemantan Darat. Dari Pembagian inilah yang disebut Latih yang enam Luhah Alam Kerinci.
Sementara itu disebelah hilir, Sirujan Angin menunggu Tamia, Mewarisi Depati Muaro langkap, Lilo permato menungu Pulau Sangkar, Mewarisi Depati Rencong Telang, Intan Bermato Sanggaran Agung, mewarisi Depati Biang sari.
Kemudian Indar Berusu tunggal diangkat pula Sultan Maalim Hidayah menjadi Depati atur Bumi. Ini disebut Depati Empat Alam Kerinci.
Kemudian didirikan pula Kerinci rendah yaitu Karban, mewarisi Depati Setio Rajo, Bangko. Kartan mewarisi Depati Setio Nyato, Parentak. Sedangkan kalipan,mewarisi Depati Setio Putih Limbur tanah Cugguk. Ini disebut tigo di Baruih.
Sibungo Alam melahirkan keturunan tiga orang,Cik Rah, Cik Kudo, Sijago-jago, Hulu baling rajo Siulak. Datang pula dari Jambi, Bandaro Putih, dengan sebutan pangeran Temengung dengan membawa kain kehormatan diberikan kepada Depati Muaro langkap di Tamia. Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar. Depati Biang Sari di Pengasi. Depati Atur Bumi di Hiang.
Oleh Depati Atur Bumi dibagi pula kain kebesaran olehnya dengan Delapan bahagian, Depati Serah Bumi di Seleman . Depati Mudo Penawar, Depati Kepalo Ino, Tanah kampung. Depati Mudo bertelawang lidah di Rawang. Depati Sekungkung Putih di Sekungkung. Depati Kepalo Sembah di Semurup. Depati Setuo di Kemantan. Depati Atur Bumi/ Depati Atur Bayo di Hiang. Ini disebut Delapan Helai di Kerinci.
Pusaka Orang Kerinci
Ada beberapa pusaka, Bukti dari zaman kerajaan ini, yang dinilai masi memiliki nilai mistik diantaranya, keris sampai kini dinyatakan hilang. Sedang tombak serta gading gajah, yang tersimpan. Konon, bila diritualkan dimusim panas. Bisa mendatangkan karomah berupa Hujan deras.
Semua pusako ini tersimpan dirumah pusako atur Bumi, yang hanya diturun mandikan secara sacral bila ada kenduri pusako, yang dilaksanakan lima tahun sekali.
Dalam beberapa penelitian tentang asal usul uhang kincai, sebagaimana diuraikan dalam buku seminar adat Kerinci tahun 1985-1990, yang ditulis Yatim Abbas menguraikan secara gamblang.Ia menyebutkan bahwa Nenek Moyang orang Kerinci telah cerdas. Ini mengacu system pembagian waris, yang telah diatur, terutama mengenai hukum waris ini. Ini telah ada beberapa ribu tahun yang silam.
Dengan hadirnya sistem dan cara pembagian waris itu. Ini menunjukan mereka telah menanamkan asaz-asaz pengamanan yaitu secara preventif, untuk mencegah menghindari timbulnya hal-halyang kurang baik bagi anak cucunya dikemudian hari. Dengan demikian unsur Pancasila telah ada di Kerinci sejak dulu kala.
Dipaparkan, mulanya suku bangsa Kerinci pernah menganut system kekeluargaan yang tertua di dunia, yaitu system keibuaan ( Materilineal. Kemudian menganut sistim kekeluargaan bersegi dua ( Parental) yang lebih berperikemanusiaan, tetapi belum dapat diketahui tuanya suku bangsa ini termasuk type mana suku bangsa Kerinci itu.
Dari Perkakas yang ditinggalkan, benda-benda bersejarah/ Prasejarah itu yang ditingalkan itu, bukan hanya angka tahun dapat diketahui tingkat kecerdasanya. Mengenai type manusia penghuni alam Kerinci sepanjang buktiyang ditemui menunjukan suku bangsa Kerinci bertype Melayu tua ( Proto malayers) atau termasuk induk( ras) tertua.Hal ini didasarkan pada penelitian sarjana asingyang pernah menyelidiki Kerinci antara lain,Prof. Dr. Jasven Ali.M. A. Ahli sejarah berkebangsaan Australia tahun 1963, dengan contervarnya, Drs. Syofyan Sani, pada Markas besar kapolisian RI Jakarta. Dr. David. Sundbukht ahli Antropologi berkebangsaan Swedia tahun 1980 dengan countervarnya, Idris Jakpar SH, Lektor Jambi kala itu. Dr. J.P.H Duyhendak ahli Antropologi berkebangsaan Belanda sebelum perang dunia ke dua.
Bukti sejarah
Bukti sejarah dan prasejarah itu dulunya, di pukau Sumatera ( Pulau Perca) hanya terdapat disekitar Danau Kerinci, benda itu berupa Kapak Ganggam, Flakes Obsidian, disebut Mikrolith, Batuyang indah, Permata.
Bukti serupa ditemukan juga didataran tinggi Asia Tenggara, tempatnya menurut Prof. Kern adalah di Tonkin, dan menurut V.H. Golden berasal dari Yunan, menjelaskan terdapat ada hubungan Kebudayaan Kerinci dengan dataran tinggi Asia Tenggara.
Bukti- bukti ditemukan itu dibenarkan oleh Dr. Bener Bron serjana Kesenian berkebangsaan Amerika dalam penelitianya tahun 1973, bahkan beliau berkata,” Kerinci sudah terkenal didunia. Karena bukti sejarahnyayang tua,”. Kemudian diperkuat pula oleh hasil penelitian Mr. Bill Watson, sarjana kebangsaan inggris dalam penelitian tahun 1975.
Dari bukti ditemukan itu dapat dikemukakan bahwa suku bangsa Kerinci dilihat dari Antroplogi fisik adalah Melayu tua. Sedangkan bukti kebudayaan menurut antroplogi budaya mereka telah melalui zaman Mezolitikum (Zaman batu Menengah)yang dioperkirakan 400 tahun sebelum nabi Isya.
Selain itu, Kerinci telah memiliki tulisan yang dinamakan “ Incong” terdapat pada Gading Gajah Hiang, Tanduk kambing, yang menceritkan asal usul orang Kerinci, mengenai adat istiadat, Batas Wilayah. Selain itu bangsa Melayu Tua lebih senang didataran tinggi, yang pada umumnya adalah rakyat pegunungan.
Pada Zaman Neolitikum ( Zaman batu baru) nenek moyang suku bangsa Kerinci sudah bertempat tinggal tetap, tetapi tidak lagi mengumpulkan makanan ( Food Gathering) tapi sudah menghasilkan makanan ( Food Produkting), artinya sudah bercocok tanam, beternak.
Sementara itu tahun 2003 ditemukan pula di Gunung Raya, Sungai Hangat,tepatnya di SLTP tiga. berupa artefak, fragmentaris, ekofak Dynasti cina terdiri dari gerabah keramik Cina dan obsidian, batu asahan.manik-manik, pisau kecil, batu bulat, ekofak terdiri rahang gajah dan tanduk rusa.
Demikian juga dengan Tamia berupa batu patah sebelah utara dengan ukuran 2,27 meter x 1,5 meter, makam kuno dengan panjang arah barat timur 125 meter.
Temuan ini, kata Alimin, Budaya sejarah dan purbakala pada Dinas Pariwisata Kerinci berdasarkan kesejarahan material diduga 500 tahun sebelum Masehi.
Ini dilihat pula pada periode sejarah data keramik cina dinasti sung, Qin, Ming, yuan. Masa ini berlangsung pada periode tahun 960,1279.
Penggalian dilakukan oleh empat orang peneliti asal Jerman masing-masing Dr. Raff Dominik Bonat, Dr.Doretha Mechild Main Mai leejoa, Dr. Ulrike Susane Summer dibantu rekanya, Betiene logman, Mahasiswa Leiden Universiti, Dra. Dwi Yukiani, M.Hum, Pusat penelitian Arkelogi Jakarta. Agus Widiatmoko,SS. Balai pelestarian penelitian Purbakala jambi dengan konsultan peneliti Poff. Dr.Wolfgang Marshell, pakar Arkeologi Switzerland.
HUBUNGAN KERINCI DENGAN NAGARI DI SUMBAR
1. Maharaja yang Bermahkota
Dikatakan pula oleh Tambo, bahwa dalam pelayaran putera-putera Raja Iskandar Zulkarnain tiga bersaudara, dekat pulau Sailan mahkota emas mereka jatuh ke dalam laut. Sekalian orang pandai selam telah diperintahkan untuk mengambilnya. Tetapi tidak berhasil, karena mahkota itu dipalut oleh ular bidai di dasar laut. Cati Bilang Pandai memanggil seorang pandai mas. Tukang mas itu diperintahkannya untuk membuat sebuah mahkota yang serupa. Setelah mahkota itu selesai dengan pertolongan sebuah alat yang mereka namakan “ camin taruih” untuk dapat menirunya dengan sempurna. Setelah selesai tukang yang membuatnya pun dibunuh, agar rahasia tidak terbongkar dan jangan dapat ditiru lagi.
Waktu Sri Maharaja Diraja terbangun, mahkota itu diambilnya dan dikenakannya diatas kepalanya. Ketika pangeran yang berdua lagi terbangun bukan main sakit hati mereka melihat mahkota itu sudah dikuasai oleh si bungsu. Maka terjadilah pertengkaran, sehingga akhirnya mereka terpisah.
Sri Maharaja Alif meneruskan pelayarannya ke Barat. Ia mendarat di Tanah Rum. Sri Maharaja Dipang membelok ke Timur, memerintah negeri Cina dan menaklukkan negeri Jepang.
2. Galundi Nan Baselo
Sri Maharaja Diraja turun sedikit ke bawah dari puncak Gunung Merapi membuat tempat di Galundi Nan Baselo. Lebih ke baruh lagi belum dapat ditempuh karena lembah-lembah masih digenangi air, dan kaki bukit ditutupi oleh hutan rimba raya yang lebat. Mula-mula dibuatlah beberapa buah taratak. Kemudian diangsur-angsur membuka tanah untuk dijadikan huma dan ladang. Teratak-teratak itu makin lama makin ramai, lalu tumbuh menjadi dusun, dan Galundi Nan Baselo menjadi ramai.
Sri Maharaja Diraja menyuruh membuat sumur untuk masing-masing isterinya mengambil air. Ada sumur yang dibuat ditempat yang banyak agam tumbuh dan pada tempat yang ditumbuhi kumbuh, sejenis tumbuh-tumbuhan untuk membuat tikar, karung, kembut dsb. Ada pula ditempat yang agak datar. Ditengah-tengah daerah itu mengalir sebuah sungai bernama Batang Bengkawas. Karena sungai itulah lembah Batang Bengkawas menjadi subur sekali.
Beratus-ratus tahun kemudian setelah Sri Maharaja Diraja wafat, bertebaranlah anak cucunya kemana-mana, berombongan mencari tanah-tanah baru untuk dibuka, karena air telah menyusut pula. Dalam tambo dikatakan “Tatkalo bumi barambuang naiak, aia basintak turun”.
Keturunan Sri Maharaja Diraja dengan “si Harimau Campa” yang bersumur ditumbuhi agam berangkat ke dataran tinggi yang kemudian bernama “Luhak Agam” (luhak = sumur). Disana mereka membuka tanah-tanah baru. Huma dan teruka-teruka baru dikerjakan dengan sekuat tenaga. Bandar-bandar untuk mengairi sawah-sawah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Keturunan “Kambing Hutan” membuka tanah-tanah baru pula di daerah-daerah Gunung Sago, yang kemudian diberi nama “Luhak 50 Koto” (Payakumbuh) dari luhak yang banyak ditumbuhi kumbuh.
Keturunan “Anjing yang Mualim” ke Kubang Tigo Baleh (Solok), keturunan “Kucing Siam” ke Candung-Lasi dan anak-anak raja beserta keturunannya dari si Anak Raja bermukim tetap di Luhak Tanah Datar. Lalu mulailah pembangunan semesta membabat hutan belukar, membuka tanah, mencencang melateh, meneruka, membuat ladang, mendirikan teratak, membangun dusun, koto dan kampung.
3. Kedatangan Sang Sapurba
Tersebutlah kisah seorang raja bernama Sang Sapurba. Di dalam tambo dikatakan “datanglah ruso dari lauik”. Kabarnya dia sangat kaya bergelar Raja Natan Sang Sita Sangkala dari tanah Hindu. Dia mempunyai mahkota emas yang berumbai-umbai dihiasai dengan mutiara, bertatahkan permata berkilauan dan ratna mutu manikam.
Mula-mula ia datang dari tanah Hindu. Ia mendarat di Bukit Siguntang Maha Meru dekat Palembang. Disana dia jadi menantu raja Lebar Daun. Dari perkawinannya di Palembang itu dia memperoleh empat orang anak, dua laki-laki yaitu Sang Nila Utama, Sang Maniaka; dua perempuan yaitu Cendera Dewi dan Bilal Daun. Read the rest of this entry »
Kerajaan Kerajaan Pendahulu Pagaruyung
October 25, 2009 in Kerajaan, Tambo | 1 comment
1. Kerajaan Pasumayan Koto Batu
Kerajaan ini disebut-sebut dalam Tambo Alam Kerinci sebagai tempat asal ninik masyarakat Kerinci. Rajanya bernama Sri Maharajo Dirajo yang merupakan kepala rombongan yang datang ke Pasumayan Koto Batu, Daerah kekuasaannya di Langgundi Nan Baselo yang masih diseputar Pasumayan Koto Batu, istrinya bernama Puti Indo Jalito dan anaknya bernama Sutan Maharajo Basa yang kemudian bernama Datuk Katumanggungan. Setelah meninggal dunia Sri Maharajo Dirajo digantikan oleh Datuk Suri Dirajo.
Semasa pemerintahan Datuk Suri Dirajo terjadi suatu peristiwa yaitu datang rusa dari laut yang besar sekali (sebagian menerjemahkannya sebagai peristiwa kedatangan Sang Sapurba). Atas petunjuk Datuk Suri Dirajo rusa besar tersebut dapat dijerat dan disembelih. Rakyat beriang-riang dan akhirnya tempat itu bernama Pariangan. Saat suasana beriang-riang itu Datuk Suri Dirajo menuju pada suatu tempat dan berdiri pada sebuah batu besar sambil menyandang pedang panjang. Akhirnya temat itu bernama Padang Panjang. Sebagai wakil raja di Pariangan diangkat Datuk Bandaro Kayo dan di Padang Panjang diangkek Datuk Maharajo Basa.
Di Pariangan didirikan sebuah tempat bersidang yang disebut Balai Nan Saruang. Di Balai Nan Saruang inilah segala sesuatu dimusyawarahkan yang berkaitan dengan pemerintahan adat dan kepentingan rakyat.
Semasa Kerajaan Pasumayan Koto Batu berlaku Undang-Undang yang bernama “Undang-Undang Simumbang Jatuah” Undang-undang ini sangat keras dan sebagai contoh siapa yang membunuh akan dibunuh. Apa yang diperintahkan harus dijalankan. Mungkin waktu itu tantangan sangat berat dalam membangun nagari seperti manggaluang taruko sawah ladang. Untuk itu perlu kerja keras dan undang-undang yang tegas pula.
Datuk Suri Dirajo kemudian mengangkat Sutan Maharajo Basa yang bergelar Datuk Katumanggungan dan Sutan Balun yang bergelar Datuk Perpatih Nan Sabatang. Keduanya dianggap oleh orang Minangkabau sebagai pendiri adat Koto Piliang dan Bodi Caniago.
Semasa kerajaan Pasumayan Koto Batu ini adat Minangkabau sudah disusun sedemikian rupa kemudian disempurnakan oleh Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang. Read the rest of this entry »
Jalur Kedatangan Pendiri Nagari Pariangan
October 18, 2009 in Diaspora, Ekspedisi, Penelitian, Tambo | Leave a comment
Jalur Kedatangan Pendiri Pariangan lewat aliran Batang Kuantan
Jalur Kedatangan Pendiri Pariangan lewat aliran Batang Kuantan
Lukisan Marapi dilihat dari Danau Singkarak
Lukisan Marapi dilihat dari Danau Singkarak
Marapi dan Sagadang Talua Itiak
Marapi nan Sagadang Talua Itiak
Marapi dan Nampak Dari Tangah Lauik (Danau Singkarak)
Marapi nan Nampak Dari Tangah Lauik (Danau Singkarak)
Riwayat Silungkang, Pagaruyung dan Gajah Tongga Koto Piliang
October 17, 2009 in Kerajaan, Nagari, Tambo, Tarikh | Leave a comment
Uraian ini diterima dari Syamsuddin Datuk Simarajo, ex. Wali Negari Pagaruyung, Ketua K.A.N. Pagaruyung, Ketua L.K.A.A.M. Kecamatan, Kepala Bidang Negari – Negari di L.K.A.A.M. Tanah Datar dan pimpinan Istano (Istana) Pagaruyung pada tanggal 6 / 11 dan 24 / 12 1984.
Sebelum pemerintahan Minangkabau berkedudukan di Pagaruyung, pusat pemerintahan bertempat di Bungo Setangkai, yang mengendalikan pemerintahan, disamping rajo adalah Langgam Nan 7, waktu itu Basa 4 Balai belumlah ada. Salah satu dari Langgam yang 7 adalah Gajah Tongga Koto Piliang. Yang memegang jabatan itu adalah Datuk Pahlawan Gagah dari Silungkang dan Malintang Lobieh Kasatian dari Padang Sibusuk. Jabatan/pangkat ini adalah jabatan/pangkat untuk Negari, bukan suku. Negarilah yang menentukan siapa yang akan memegang jabatan/pangkat itu.
Gajah Tongga Koto Piliang ini adalah :
* Orang Gadang bermandat penuh
* Asisten Pribadi Raja
* Dewan pertimbangan
* Penasehat (diminta atau tidak diminta harus memberikan pendapat pada Rajo dan Langgam Nan Tujuah)
2.
Riwayat Negeri Silungkang
Negeri Silungkang ini didiami semenjak abad keenam sebelum masehi yang berarti sampai sekarang telah berumur lebih kurang 2500 tahun. Waktu itu penduduk bermukim belumlah ditempat yang sekarang tetapi adalah diatas bukit-bukit sekitarnya. Nama Silungkang berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “lowongan batu yang tinggi”. Dari atas bukit-bukit yang tinggi inilah orang meninjau jarak dan bersebarlah sebahagiaannya dan terjadi/berdiri pulalah negeri-negeri disekitarnya. Lunto, Kubang dan Padang Sibusuk waktu itu masih satu dengan Silungkang.
3.
Menurut keterangan yang diterima dari Monti Rukun Padang Sibusuk, niniek orang Silungkang dan Padang Sibusuk turun langsung dari Pariangan Padang Panjang. Tempat yang mula-mula didiami adalah Tak Boncah. Dari Tak Boncah ini dibagilah badan. Serombongan pergi ke Silungkang dan serombongan lagi turun ke Padang Aka Bulu yang kemudian bertukar nama jadi Padang Bulu Kasok dan semenjak pertempuran dengan pasukan Aditiawarman ditukar namanya menjadi Padang Sibusuk.
Adapun rombongan yang turun ke Silungkang dipimpin oleh Monti-monti sedangkan yang turun ke Padang Aka Bulu (Padang Sibusuk) dipimpin oleh Penghulu-Penghulu. Di Silungkang Monti-monti inilah yang dijadikan Penghulu. Waktu hal ini kami tanyakan, dijawab oleh beliau (Sjamsuddin Datuk Simarajo) bahwa keterangan itu tidaklah benar karena :
1. Alam takambang membuktikan yang Silungkang lebih dahulu adanya dari Padang Sibusuk.
2. Silungkang telah didiami semenjak abad keenam sebelum Masehi. Waktu itu Kerajaan Minangkabau belum punya susunan seperti sekarang. Belum ada yang empat jinih. Tegasnya belum ber Monti.
3. Padang Sibusuk bernama Padang Sibusuk adalah semenjak negeri ini didiami dan pada abad ketiga sebelum Masehi bernama Silungkang telah menjadi Gajah Tongga Koto Piliang, sedangkan pertempuran dengan Aditiawarman itu terjadi pada abad ketiga belas.Nama Padang Sibusuk ini diambil dari/karena di Padang banyak tumbuh rumput Sibusuk.Kejadian pertempuran dengan Aditiawarman itu memang benar dan pengaruhnya adalah menambah populernya nama Padang Sibusuk itu. Keterangan ini juga kami terima dari H. Jafri Datuk Bandaro Lubuk Sati dengan keterangan yang sama di Istano Pagaruyung pada tanggal 24 Desember 1984.
H. Jafri Datuk Bandaro Lubuk Sati ini adalah pegawai kantor Gubernur Sumatera Barat yang ditunjuk untuk mengurus Istano Pagaruyung. Beliau telah mendapat bintang dan gelar Datuk Derjah Setia Negari dari kerajaan negeri Sembilan Malaysia karena masalah Adat.
4.
Istano (Istana) Pagaruyung gonjongannya adalah sebelas buah. Ini melambangkan perangkat pemerintahan Minangkabau di Pagaruyung yang terdiri dari Basa 4 balai dan Langgam yang 7. Karena Silungkang – Padang Sibusuk adalah salah satu dari Langgam yang 7, maka berarti bahwa salah satu dari gonjongnya itu adalah Silungkang – Padang Sibusuk (Gajah Tongga Koto Piliang).
Didalam Istano (Istana) Pagaruyung itu akan diperbuat 11 (sebelas) buah kamar (bilik). Sebuah dari kamar itu nantinya akan diperuntukkan untuk Gajah Tongga Koto Piliang (Silungkang – Padang Sibusuk).
5.
Beliau (Sjamsuddin Datuk Simarajo) berpesan : “Kami dari Istano Pagaruyung mengharapkan agar Gajah Tongga Koto Piliang mulai menyusun badan dari sekarang siapa orangnya yang akan mewakili Gajah Tongga Koto Piliang dalam peresmian Istano itu nantinya, seterusnya yang akan menempati kamar tersebut. Setelah tersusun akan segera kami kokohkan atas nama Kerajaan Pagaruyung”.
6.
Kami dari rombongan yang datang dari Silungkang (yang menerima uraian tersebut) mengusulkan agar : “Supaya pengurus Istano Pagaruyung mengusahakan pula mengadakan pertemuan antara kami Langgam yang Tujuh”. Usul ini beliau terima dan beliau berjanji akan mengusahakannya.
Demikian garis besarnya curaian yang kami terima.
Kami yang menerima curaian tersebut :
1. H. Kamaruzzaman : Datuk Rajo Intan
2. Arief Jalil : Datuk Mandaro Khatib
3. Rasyid Abdullah : Datuk Rangkayo Nan Godang
4. Izhar Harun : Datuk Rajo Nan Gadang
5. H. Nurdin Muhammad : Datuk Mangkuto Sati
Naskah ini diambil dari arsip Ketua Kerapatan Adat (KAN) Alm. Datuk Rangkayo Nan Godang
Yang Menyalin : H. Nazar Syamsuddin
Sumber : Bulletin Silungkang, No. 003/BSM/MAR/1999
http://munirtaher.wordpress.com/2007/05/15/gajah-tongga-koto-piliang-silungkang-%E2%80%93-padang-sibusuk/
Asal Usul Sawahlunto
October 17, 2009 in Mitos, Nagari, Silsilah, Tambo | Leave a comment
Serangan Hantu Topan Kalahkan Raja Sitambago
Alkisah, lebih kurang tahun 1600 Masehi, ada sebuah kerajaan kecil yang diperintah oleh seorang Raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana, rakyatnya hidup rukun dan damai.
Kerajaan kecil tersebut bernama Kerajaan Sitambago, sesuai dengan nama rajanya Sitambago. Daerah kekuasaannya di sebelah utara berbatas dengan nagari Kolok, di sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Buar / Koto Tujuh, di sebelah selatan berbatas dengan nagari Pamuatan dan di sebelah barat berbatas dengan nagari Silungkang dan nagari Kubang.
Kerajaan Sitambago mempunyai pasukan tentara yang kuat dan terlatih. Pusat kerajaan Sitambago berada di sebuah lembah yang dilalui oleh sebuah sungai yang mengalir dari Lunto, pusat kerajaan Sitambago tersebut diperkirakan berada di tengah kota Sawahlunto sekarang. Sudah menjadi adat waktu itu, nagari-nagari dan kerajaan-kerajaan berambisi memperluas wilayahnya masing-masing, memperkuat pasukannya dan menyiapkan persenjataan yang cukup seperti tombak, galah, keris, parang, panah baipuh (panah beracun) dan lain-lain, senjata tersebut digunakan untuk menyerang wilayah lain atau untuk mempertahankan diri apabila diserang.
Di Silungkang / Padang Sibusuk, pasukan Gajah Tongga Koto Piliang disamping mempunyai senjata tombak, keris, galah, parang dan panah juga punya senjata yang tidak punyai oleh daerah lain, yaitu senjata api SETENGGA, senjata api standar Angkatan Perang Portugis. Orang Portugis yang ingin membeli emas murni ke Palangki harus melalui Buluah Kasok (Padang Sibusuk sekarang) dan berhadapan dengan Pasukan Gajah Tongga Koto Piliang terlebih dahulu, entah dengan cara apa, senjata api SETENGGA lengkap dengan peluruhnya berpindah tangan ke Pasukan Gajah Tongga Koto Piliang.
Guna memperluas wilayah, diadakanlah perundingan antara Pemuka Nagari Silungkang / Padang Sibusuk dengan pemuka Nagari Kubang untuk menyerang kerajaan Sitambago, maka didapatlah kesepakatan untuk menyerang kerajaan Sitambago tersebut, penyerangan dipimpin oleh Panglima Paligan Alam. Strategi penyerangan diatur dengan sistim atau pola pengepungan, dimana tentara Silungkang / Padang Sibusuk mengepung dari daerah Kubang Sirakuk dan tentara Kubang dari jurusan Batu Tajam dan dataran tinggi Lubuak Simalukuik, dengan sistim atau pola pengepungan tersebut akan membuat tentara Sitambago tidak dapat bergerak dengan leluasa. Read the rest of this entry »
Gajah Tongga Koto Piliang dan Gajah Tunggal Lubuk Jambi
October 17, 2009 in Kerajaan, Ketatanegaraan, Tambo | 4 comments
Dalam Pemerintahan Rajo Nan Tigo Selo Kerajaan Pagaruyung, Lareh Koto Piliang dikenal Langgam Nan Tujuah (Tujuh Daerah Istimewa) yaitu :
1. Sungai Tarab Salapan Batu, disebut Pamuncak Koto Piliang (Pemimpin Langgam Nan Tujuah)
2. Simawang Bukik Kanduang, disebut Perdamaian Koto Piliang (Juru Damai Sengketa antar Nagari)
3. Sungai Jambu Lubuak Atan, disebut Pasak Kungkuang Koto Piliang (Keamanan Dalam Negeri)
4. Batipuah Sepuluh Koto disebut Harimau Campo Koto Piliang (Panglima Perang)
5. Singkarak Saniang Baka, disebut Camin Taruih Koto Piliang (Badan Penyelidik)
6. Tanjung Balik, Sulik Aia, disebut Cumati Koto Piliang (Pelaksana Hukum)
7. Silungkang, Padang Sibusuak, disebut Gajah Tongga Koto Piliang (Benteng Selatan)
Disamping Langgam Nan Tujuah, nagari-nagari lain yang termasuk Lareh Koto Piliang adalah Pagaruyuang, Saruaso, Atar, Padang Gantiang, Taluak Tigo Jangko, Pangian, Buo, Bukik Kanduang, Batua, Talang Tangah, Gurun, Ampalu, Guguak, Padang Laweh, Koto Hilalang, Sumaniak, Sungai Patai, Minangkabau, Simpuruik, Sijangek. Daerah-daerah ini berada di bawah koordinasi Basa Ampek Balai
Gajah Tongga Koto Piliang
Langgam Nan Tujuah Koto Piliang ini merupakan Pembantu Utama dari Rajo nan Tigo Selo dibawah koordinasi Basa Ampek Balai. Gajah Tongga Koto Piliang ini adalah Panglima wilayah selatan dalam alam Minangkabau. Di bawah pimpinan Gajah Tongga Koto Piliang inilah pasukan hulubalang Minangkabau dapat mengalahkan dan menghancurkan serangan dari pasukan Singosari yang dikenal dengan ekspedisi Pamalayu I pada tahun 1276 Masehi. Pertempuran besar-besaran ini terjadi di suatu lembah sempit yang pada waktu itu dikenal dengan Lembah Kupitan dan Sungai Batang Kariang. Karena banyaknya mayat-mayat bergelimpangan dan tidak sempat dikuburkan sehingga menimbulkan bau yang sangat busuk sehingga tempat itu dan sekitarnya dikenal kemudian dengan nama Padang Sibusuak. Perlu juga dicatat para peristiwa pertempuran besar-besaran tersebut muncullah hulubalang muda yang dengan gemilang dan tangkasnya membantu Gajah Tongga Koto Piliang dalam mengalahkan pasukan Singosari. Hulubalang muda itu adalah Gajah Mada yang dikenal kemudian dengan Maha Patih Kerajaan Majapahit.
Gajah Tunggal Lubuk Jambi
Di wilayah Riau dan Jambi daerah kekuasaan Gajah Tongga Koto Piliang sekarang berada dalam wilayah Kenagorian Koto Lubuk Jambi Gajah Tunggal, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau. Intinya jabatan Gajah Tongga ini berfungsi sebagai armada penghadang serangan terhadap wilayah Minangkabau (dalam hal ini Kerajaan Pagaruyung) yang ditempatkan di pintu-pintu masuk utama Alam Minangkabau, yaitu di pintu masuk Sungai Batanghari (wilayah Sungai Dareh dan Pulau Punjung) dan pintu masuk Sungai Inderagiri (
Dikatakan pula oleh Tambo, bahwa dalam pelayaran putera-putera Raja Iskandar Zulkarnain tiga bersaudara, dekat pulau Sailan mahkota emas mereka jatuh ke dalam laut. Sekalian orang pandai selam telah diperintahkan untuk mengambilnya. Tetapi tidak berhasil, karena mahkota itu dipalut oleh ular bidai di dasar laut. Cati Bilang Pandai memanggil seorang pandai mas. Tukang mas itu diperintahkannya untuk membuat sebuah mahkota yang serupa. Setelah mahkota itu selesai dengan pertolongan sebuah alat yang mereka namakan “ camin taruih” untuk dapat menirunya dengan sempurna. Setelah selesai tukang yang membuatnya pun dibunuh, agar rahasia tidak terbongkar dan jangan dapat ditiru lagi.
Waktu Sri Maharaja Diraja terbangun, mahkota itu diambilnya dan dikenakannya diatas kepalanya. Ketika pangeran yang berdua lagi terbangun bukan main sakit hati mereka melihat mahkota itu sudah dikuasai oleh si bungsu. Maka terjadilah pertengkaran, sehingga akhirnya mereka terpisah.
Sri Maharaja Alif meneruskan pelayarannya ke Barat. Ia mendarat di Tanah Rum. Sri Maharaja Dipang membelok ke Timur, memerintah negeri Cina dan menaklukkan negeri Jepang.
2. Galundi Nan Baselo
Sri Maharaja Diraja turun sedikit ke bawah dari puncak Gunung Merapi membuat tempat di Galundi Nan Baselo. Lebih ke baruh lagi belum dapat ditempuh karena lembah-lembah masih digenangi air, dan kaki bukit ditutupi oleh hutan rimba raya yang lebat. Mula-mula dibuatlah beberapa buah taratak. Kemudian diangsur-angsur membuka tanah untuk dijadikan huma dan ladang. Teratak-teratak itu makin lama makin ramai, lalu tumbuh menjadi dusun, dan Galundi Nan Baselo menjadi ramai.
Sri Maharaja Diraja menyuruh membuat sumur untuk masing-masing isterinya mengambil air. Ada sumur yang dibuat ditempat yang banyak agam tumbuh dan pada tempat yang ditumbuhi kumbuh, sejenis tumbuh-tumbuhan untuk membuat tikar, karung, kembut dsb. Ada pula ditempat yang agak datar. Ditengah-tengah daerah itu mengalir sebuah sungai bernama Batang Bengkawas. Karena sungai itulah lembah Batang Bengkawas menjadi subur sekali.
Beratus-ratus tahun kemudian setelah Sri Maharaja Diraja wafat, bertebaranlah anak cucunya kemana-mana, berombongan mencari tanah-tanah baru untuk dibuka, karena air telah menyusut pula. Dalam tambo dikatakan “Tatkalo bumi barambuang naiak, aia basintak turun”.
Keturunan Sri Maharaja Diraja dengan “si Harimau Campa” yang bersumur ditumbuhi agam berangkat ke dataran tinggi yang kemudian bernama “Luhak Agam” (luhak = sumur). Disana mereka membuka tanah-tanah baru. Huma dan teruka-teruka baru dikerjakan dengan sekuat tenaga. Bandar-bandar untuk mengairi sawah-sawah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Keturunan “Kambing Hutan” membuka tanah-tanah baru pula di daerah-daerah Gunung Sago, yang kemudian diberi nama “Luhak 50 Koto” (Payakumbuh) dari luhak yang banyak ditumbuhi kumbuh.
Keturunan “Anjing yang Mualim” ke Kubang Tigo Baleh (Solok), keturunan “Kucing Siam” ke Candung-Lasi dan anak-anak raja beserta keturunannya dari si Anak Raja bermukim tetap di Luhak Tanah Datar. Lalu mulailah pembangunan semesta membabat hutan belukar, membuka tanah, mencencang melateh, meneruka, membuat ladang, mendirikan teratak, membangun dusun, koto dan kampung.
3. Kedatangan Sang Sapurba
Tersebutlah kisah seorang raja bernama Sang Sapurba. Di dalam tambo dikatakan “datanglah ruso dari lauik”. Kabarnya dia sangat kaya bergelar Raja Natan Sang Sita Sangkala dari tanah Hindu. Dia mempunyai mahkota emas yang berumbai-umbai dihiasai dengan mutiara, bertatahkan permata berkilauan dan ratna mutu manikam.
Mula-mula ia datang dari tanah Hindu. Ia mendarat di Bukit Siguntang Maha Meru dekat Palembang. Disana dia jadi menantu raja Lebar Daun. Dari perkawinannya di Palembang itu dia memperoleh empat orang anak, dua laki-laki yaitu Sang Nila Utama, Sang Maniaka; dua perempuan yaitu Cendera Dewi dan Bilal Daun. Read the rest of this entry »
Kerajaan Kerajaan Pendahulu Pagaruyung
October 25, 2009 in Kerajaan, Tambo | 1 comment
1. Kerajaan Pasumayan Koto Batu
Kerajaan ini disebut-sebut dalam Tambo Alam Kerinci sebagai tempat asal ninik masyarakat Kerinci. Rajanya bernama Sri Maharajo Dirajo yang merupakan kepala rombongan yang datang ke Pasumayan Koto Batu, Daerah kekuasaannya di Langgundi Nan Baselo yang masih diseputar Pasumayan Koto Batu, istrinya bernama Puti Indo Jalito dan anaknya bernama Sutan Maharajo Basa yang kemudian bernama Datuk Katumanggungan. Setelah meninggal dunia Sri Maharajo Dirajo digantikan oleh Datuk Suri Dirajo.
Semasa pemerintahan Datuk Suri Dirajo terjadi suatu peristiwa yaitu datang rusa dari laut yang besar sekali (sebagian menerjemahkannya sebagai peristiwa kedatangan Sang Sapurba). Atas petunjuk Datuk Suri Dirajo rusa besar tersebut dapat dijerat dan disembelih. Rakyat beriang-riang dan akhirnya tempat itu bernama Pariangan. Saat suasana beriang-riang itu Datuk Suri Dirajo menuju pada suatu tempat dan berdiri pada sebuah batu besar sambil menyandang pedang panjang. Akhirnya temat itu bernama Padang Panjang. Sebagai wakil raja di Pariangan diangkat Datuk Bandaro Kayo dan di Padang Panjang diangkek Datuk Maharajo Basa.
Di Pariangan didirikan sebuah tempat bersidang yang disebut Balai Nan Saruang. Di Balai Nan Saruang inilah segala sesuatu dimusyawarahkan yang berkaitan dengan pemerintahan adat dan kepentingan rakyat.
Semasa Kerajaan Pasumayan Koto Batu berlaku Undang-Undang yang bernama “Undang-Undang Simumbang Jatuah” Undang-undang ini sangat keras dan sebagai contoh siapa yang membunuh akan dibunuh. Apa yang diperintahkan harus dijalankan. Mungkin waktu itu tantangan sangat berat dalam membangun nagari seperti manggaluang taruko sawah ladang. Untuk itu perlu kerja keras dan undang-undang yang tegas pula.
Datuk Suri Dirajo kemudian mengangkat Sutan Maharajo Basa yang bergelar Datuk Katumanggungan dan Sutan Balun yang bergelar Datuk Perpatih Nan Sabatang. Keduanya dianggap oleh orang Minangkabau sebagai pendiri adat Koto Piliang dan Bodi Caniago.
Semasa kerajaan Pasumayan Koto Batu ini adat Minangkabau sudah disusun sedemikian rupa kemudian disempurnakan oleh Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang. Read the rest of this entry »
Jalur Kedatangan Pendiri Nagari Pariangan
October 18, 2009 in Diaspora, Ekspedisi, Penelitian, Tambo | Leave a comment
Jalur Kedatangan Pendiri Pariangan lewat aliran Batang Kuantan
Jalur Kedatangan Pendiri Pariangan lewat aliran Batang Kuantan
Lukisan Marapi dilihat dari Danau Singkarak
Lukisan Marapi dilihat dari Danau Singkarak
Marapi dan Sagadang Talua Itiak
Marapi nan Sagadang Talua Itiak
Marapi dan Nampak Dari Tangah Lauik (Danau Singkarak)
Marapi nan Nampak Dari Tangah Lauik (Danau Singkarak)
Riwayat Silungkang, Pagaruyung dan Gajah Tongga Koto Piliang
October 17, 2009 in Kerajaan, Nagari, Tambo, Tarikh | Leave a comment
Uraian ini diterima dari Syamsuddin Datuk Simarajo, ex. Wali Negari Pagaruyung, Ketua K.A.N. Pagaruyung, Ketua L.K.A.A.M. Kecamatan, Kepala Bidang Negari – Negari di L.K.A.A.M. Tanah Datar dan pimpinan Istano (Istana) Pagaruyung pada tanggal 6 / 11 dan 24 / 12 1984.
Sebelum pemerintahan Minangkabau berkedudukan di Pagaruyung, pusat pemerintahan bertempat di Bungo Setangkai, yang mengendalikan pemerintahan, disamping rajo adalah Langgam Nan 7, waktu itu Basa 4 Balai belumlah ada. Salah satu dari Langgam yang 7 adalah Gajah Tongga Koto Piliang. Yang memegang jabatan itu adalah Datuk Pahlawan Gagah dari Silungkang dan Malintang Lobieh Kasatian dari Padang Sibusuk. Jabatan/pangkat ini adalah jabatan/pangkat untuk Negari, bukan suku. Negarilah yang menentukan siapa yang akan memegang jabatan/pangkat itu.
Gajah Tongga Koto Piliang ini adalah :
* Orang Gadang bermandat penuh
* Asisten Pribadi Raja
* Dewan pertimbangan
* Penasehat (diminta atau tidak diminta harus memberikan pendapat pada Rajo dan Langgam Nan Tujuah)
2.
Riwayat Negeri Silungkang
Negeri Silungkang ini didiami semenjak abad keenam sebelum masehi yang berarti sampai sekarang telah berumur lebih kurang 2500 tahun. Waktu itu penduduk bermukim belumlah ditempat yang sekarang tetapi adalah diatas bukit-bukit sekitarnya. Nama Silungkang berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “lowongan batu yang tinggi”. Dari atas bukit-bukit yang tinggi inilah orang meninjau jarak dan bersebarlah sebahagiaannya dan terjadi/berdiri pulalah negeri-negeri disekitarnya. Lunto, Kubang dan Padang Sibusuk waktu itu masih satu dengan Silungkang.
3.
Menurut keterangan yang diterima dari Monti Rukun Padang Sibusuk, niniek orang Silungkang dan Padang Sibusuk turun langsung dari Pariangan Padang Panjang. Tempat yang mula-mula didiami adalah Tak Boncah. Dari Tak Boncah ini dibagilah badan. Serombongan pergi ke Silungkang dan serombongan lagi turun ke Padang Aka Bulu yang kemudian bertukar nama jadi Padang Bulu Kasok dan semenjak pertempuran dengan pasukan Aditiawarman ditukar namanya menjadi Padang Sibusuk.
Adapun rombongan yang turun ke Silungkang dipimpin oleh Monti-monti sedangkan yang turun ke Padang Aka Bulu (Padang Sibusuk) dipimpin oleh Penghulu-Penghulu. Di Silungkang Monti-monti inilah yang dijadikan Penghulu. Waktu hal ini kami tanyakan, dijawab oleh beliau (Sjamsuddin Datuk Simarajo) bahwa keterangan itu tidaklah benar karena :
1. Alam takambang membuktikan yang Silungkang lebih dahulu adanya dari Padang Sibusuk.
2. Silungkang telah didiami semenjak abad keenam sebelum Masehi. Waktu itu Kerajaan Minangkabau belum punya susunan seperti sekarang. Belum ada yang empat jinih. Tegasnya belum ber Monti.
3. Padang Sibusuk bernama Padang Sibusuk adalah semenjak negeri ini didiami dan pada abad ketiga sebelum Masehi bernama Silungkang telah menjadi Gajah Tongga Koto Piliang, sedangkan pertempuran dengan Aditiawarman itu terjadi pada abad ketiga belas.Nama Padang Sibusuk ini diambil dari/karena di Padang banyak tumbuh rumput Sibusuk.Kejadian pertempuran dengan Aditiawarman itu memang benar dan pengaruhnya adalah menambah populernya nama Padang Sibusuk itu. Keterangan ini juga kami terima dari H. Jafri Datuk Bandaro Lubuk Sati dengan keterangan yang sama di Istano Pagaruyung pada tanggal 24 Desember 1984.
H. Jafri Datuk Bandaro Lubuk Sati ini adalah pegawai kantor Gubernur Sumatera Barat yang ditunjuk untuk mengurus Istano Pagaruyung. Beliau telah mendapat bintang dan gelar Datuk Derjah Setia Negari dari kerajaan negeri Sembilan Malaysia karena masalah Adat.
4.
Istano (Istana) Pagaruyung gonjongannya adalah sebelas buah. Ini melambangkan perangkat pemerintahan Minangkabau di Pagaruyung yang terdiri dari Basa 4 balai dan Langgam yang 7. Karena Silungkang – Padang Sibusuk adalah salah satu dari Langgam yang 7, maka berarti bahwa salah satu dari gonjongnya itu adalah Silungkang – Padang Sibusuk (Gajah Tongga Koto Piliang).
Didalam Istano (Istana) Pagaruyung itu akan diperbuat 11 (sebelas) buah kamar (bilik). Sebuah dari kamar itu nantinya akan diperuntukkan untuk Gajah Tongga Koto Piliang (Silungkang – Padang Sibusuk).
5.
Beliau (Sjamsuddin Datuk Simarajo) berpesan : “Kami dari Istano Pagaruyung mengharapkan agar Gajah Tongga Koto Piliang mulai menyusun badan dari sekarang siapa orangnya yang akan mewakili Gajah Tongga Koto Piliang dalam peresmian Istano itu nantinya, seterusnya yang akan menempati kamar tersebut. Setelah tersusun akan segera kami kokohkan atas nama Kerajaan Pagaruyung”.
6.
Kami dari rombongan yang datang dari Silungkang (yang menerima uraian tersebut) mengusulkan agar : “Supaya pengurus Istano Pagaruyung mengusahakan pula mengadakan pertemuan antara kami Langgam yang Tujuh”. Usul ini beliau terima dan beliau berjanji akan mengusahakannya.
Demikian garis besarnya curaian yang kami terima.
Kami yang menerima curaian tersebut :
1. H. Kamaruzzaman : Datuk Rajo Intan
2. Arief Jalil : Datuk Mandaro Khatib
3. Rasyid Abdullah : Datuk Rangkayo Nan Godang
4. Izhar Harun : Datuk Rajo Nan Gadang
5. H. Nurdin Muhammad : Datuk Mangkuto Sati
Naskah ini diambil dari arsip Ketua Kerapatan Adat (KAN) Alm. Datuk Rangkayo Nan Godang
Yang Menyalin : H. Nazar Syamsuddin
Sumber : Bulletin Silungkang, No. 003/BSM/MAR/1999
http://munirtaher.wordpress.com/2007/05/15/gajah-tongga-koto-piliang-silungkang-%E2%80%93-padang-sibusuk/
Asal Usul Sawahlunto
October 17, 2009 in Mitos, Nagari, Silsilah, Tambo | Leave a comment
Serangan Hantu Topan Kalahkan Raja Sitambago
Alkisah, lebih kurang tahun 1600 Masehi, ada sebuah kerajaan kecil yang diperintah oleh seorang Raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana, rakyatnya hidup rukun dan damai.
Kerajaan kecil tersebut bernama Kerajaan Sitambago, sesuai dengan nama rajanya Sitambago. Daerah kekuasaannya di sebelah utara berbatas dengan nagari Kolok, di sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Buar / Koto Tujuh, di sebelah selatan berbatas dengan nagari Pamuatan dan di sebelah barat berbatas dengan nagari Silungkang dan nagari Kubang.
Kerajaan Sitambago mempunyai pasukan tentara yang kuat dan terlatih. Pusat kerajaan Sitambago berada di sebuah lembah yang dilalui oleh sebuah sungai yang mengalir dari Lunto, pusat kerajaan Sitambago tersebut diperkirakan berada di tengah kota Sawahlunto sekarang. Sudah menjadi adat waktu itu, nagari-nagari dan kerajaan-kerajaan berambisi memperluas wilayahnya masing-masing, memperkuat pasukannya dan menyiapkan persenjataan yang cukup seperti tombak, galah, keris, parang, panah baipuh (panah beracun) dan lain-lain, senjata tersebut digunakan untuk menyerang wilayah lain atau untuk mempertahankan diri apabila diserang.
Di Silungkang / Padang Sibusuk, pasukan Gajah Tongga Koto Piliang disamping mempunyai senjata tombak, keris, galah, parang dan panah juga punya senjata yang tidak punyai oleh daerah lain, yaitu senjata api SETENGGA, senjata api standar Angkatan Perang Portugis. Orang Portugis yang ingin membeli emas murni ke Palangki harus melalui Buluah Kasok (Padang Sibusuk sekarang) dan berhadapan dengan Pasukan Gajah Tongga Koto Piliang terlebih dahulu, entah dengan cara apa, senjata api SETENGGA lengkap dengan peluruhnya berpindah tangan ke Pasukan Gajah Tongga Koto Piliang.
Guna memperluas wilayah, diadakanlah perundingan antara Pemuka Nagari Silungkang / Padang Sibusuk dengan pemuka Nagari Kubang untuk menyerang kerajaan Sitambago, maka didapatlah kesepakatan untuk menyerang kerajaan Sitambago tersebut, penyerangan dipimpin oleh Panglima Paligan Alam. Strategi penyerangan diatur dengan sistim atau pola pengepungan, dimana tentara Silungkang / Padang Sibusuk mengepung dari daerah Kubang Sirakuk dan tentara Kubang dari jurusan Batu Tajam dan dataran tinggi Lubuak Simalukuik, dengan sistim atau pola pengepungan tersebut akan membuat tentara Sitambago tidak dapat bergerak dengan leluasa. Read the rest of this entry »
Gajah Tongga Koto Piliang dan Gajah Tunggal Lubuk Jambi
October 17, 2009 in Kerajaan, Ketatanegaraan, Tambo | 4 comments
Dalam Pemerintahan Rajo Nan Tigo Selo Kerajaan Pagaruyung, Lareh Koto Piliang dikenal Langgam Nan Tujuah (Tujuh Daerah Istimewa) yaitu :
1. Sungai Tarab Salapan Batu, disebut Pamuncak Koto Piliang (Pemimpin Langgam Nan Tujuah)
2. Simawang Bukik Kanduang, disebut Perdamaian Koto Piliang (Juru Damai Sengketa antar Nagari)
3. Sungai Jambu Lubuak Atan, disebut Pasak Kungkuang Koto Piliang (Keamanan Dalam Negeri)
4. Batipuah Sepuluh Koto disebut Harimau Campo Koto Piliang (Panglima Perang)
5. Singkarak Saniang Baka, disebut Camin Taruih Koto Piliang (Badan Penyelidik)
6. Tanjung Balik, Sulik Aia, disebut Cumati Koto Piliang (Pelaksana Hukum)
7. Silungkang, Padang Sibusuak, disebut Gajah Tongga Koto Piliang (Benteng Selatan)
Disamping Langgam Nan Tujuah, nagari-nagari lain yang termasuk Lareh Koto Piliang adalah Pagaruyuang, Saruaso, Atar, Padang Gantiang, Taluak Tigo Jangko, Pangian, Buo, Bukik Kanduang, Batua, Talang Tangah, Gurun, Ampalu, Guguak, Padang Laweh, Koto Hilalang, Sumaniak, Sungai Patai, Minangkabau, Simpuruik, Sijangek. Daerah-daerah ini berada di bawah koordinasi Basa Ampek Balai
Gajah Tongga Koto Piliang
Langgam Nan Tujuah Koto Piliang ini merupakan Pembantu Utama dari Rajo nan Tigo Selo dibawah koordinasi Basa Ampek Balai. Gajah Tongga Koto Piliang ini adalah Panglima wilayah selatan dalam alam Minangkabau. Di bawah pimpinan Gajah Tongga Koto Piliang inilah pasukan hulubalang Minangkabau dapat mengalahkan dan menghancurkan serangan dari pasukan Singosari yang dikenal dengan ekspedisi Pamalayu I pada tahun 1276 Masehi. Pertempuran besar-besaran ini terjadi di suatu lembah sempit yang pada waktu itu dikenal dengan Lembah Kupitan dan Sungai Batang Kariang. Karena banyaknya mayat-mayat bergelimpangan dan tidak sempat dikuburkan sehingga menimbulkan bau yang sangat busuk sehingga tempat itu dan sekitarnya dikenal kemudian dengan nama Padang Sibusuak. Perlu juga dicatat para peristiwa pertempuran besar-besaran tersebut muncullah hulubalang muda yang dengan gemilang dan tangkasnya membantu Gajah Tongga Koto Piliang dalam mengalahkan pasukan Singosari. Hulubalang muda itu adalah Gajah Mada yang dikenal kemudian dengan Maha Patih Kerajaan Majapahit.
Gajah Tunggal Lubuk Jambi
Di wilayah Riau dan Jambi daerah kekuasaan Gajah Tongga Koto Piliang sekarang berada dalam wilayah Kenagorian Koto Lubuk Jambi Gajah Tunggal, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau. Intinya jabatan Gajah Tongga ini berfungsi sebagai armada penghadang serangan terhadap wilayah Minangkabau (dalam hal ini Kerajaan Pagaruyung) yang ditempatkan di pintu-pintu masuk utama Alam Minangkabau, yaitu di pintu masuk Sungai Batanghari (wilayah Sungai Dareh dan Pulau Punjung) dan pintu masuk Sungai Inderagiri (
TAMBO ALAM KERINCI
Bab inilah fasal pada menyatakan turun nenek Indar Bayang, turun dari negeri Koto Batu bapagaruyung, ia hendak menjalang luak Kunci (maksudnya: Kincai = Kerinci) Sungai Kunci, maka didaki gunung Senggalang, lepas dari gunong itu didaki pula gunung Berapi, lepas dari gunung itu didaki pula gunung Saga, tetapat di Pariang Padang Panjang. Maka dia tempuh Pariang Padang Panjang, maka dia ruang rimba yang dalam, dia turun pematang panjang, tetapat di rojung tanjung babunga mas, dia hendak naki pula gunung Jelatang, maka dia daki gunung Jelatang, berapa lama, dua kali tujuh hari, maka sampailah di puncak gunung Jelatang, maka bertemu bidadari, turun datang langit yang ketujuh. Muka dia bawa balik kerujung tanjung babunga mas maka nikah nenek Indar Bayang dengan bidadari, maka bergelar Dayang Seti Penghulu ‘Alam.
KurincismallMaka beranak empat orang, pertama dayang Seti Malin ‘Alam, dua Bujang Pariang, tiga Bujang Hiang, empat Seteri Mato, yaitu Bujang Hiang balik ke batang Bunga, bertempat di tanah abang, Bujang Pariang di Iyang, Seteri Mato. Dayang Seti Malin ‘Alam beranak lima orang. Pertama laki2 bernama Malin Dima, perempuan empat orang, pertama Sejatah, dua Dayang Ruani, tiga Dayang Indah, empat Dayang Ramayang, maka jadi lima orang dengan Malin Dima. Dayang Ruani balik keantau maju ialah itu nenek Pangeran di Jambi. Dayang Ramayang balik ke Kuta Tebat. Dayang Indah Muka beranak lima orang, pertama Dipati Batu Hampar, dua Dayang Mendayu, tiga Dayang Bunga ‘Alam, empat Dayang Padang, lima Dayang Marani. Dayang Mendayu balik ke gunung Urai, itulah nenek Dipati Mendaro Langkat itu adanya.
Kemudian hamillah Sejatah dengan ditakdirkan Allah ta’ala, maka hamillah Sejatah, jadi hendak dibunuh oleh Depati Hampar. Jadi berkatalah anak Sejatah dalam kalbu ibunya: Jangan dibunuh Sejatah. Kemudian maka lahirlah anaknya Sejatah itu. Maka kemudian bernama Sejatah rupa besusu tung-tunggang, kemudian maka bernama Dipati Iang Tunggang, ialah itu anak nenek Indar Jati adanya. Kemudian maka turun pula nenek Siak Raja ke ‘alam Kerinci, dia menurut mamak dia nenek Indar Bayang, turun dari negeri Kuto Batu Bapagaruyung. Adapun nenek Siak Raja anak Datuk Mahatamat dengan Puti Bunga Putih adanya. Maka turun nenek Siak Raja, dua nenek Raja Bujang, tiga German Besi, empat Ki Mingin Gedang hidung. Raja Bujang jadi hulubalang dia, German Besi dua dengan Kamingin Gedang Hidung jadi orang perintahan dia. Jadi maka dia tempuh pula Pariang Padang Panjang, maka dia ruang rimba yang dalam, maka dia turun pematang panjang, maka tetapat pula dirujung tanjung bunga mas. Maka bertemu dengan mamak dia nenek Indar Bayang dirujung tanjung babunga mas. Jadi dia hendak naki pula Gunung Jelatang, nenek Siak Raja, maka dia daki gunung Jelatang, maka sampai ke puncak gunung itu, maka dia dapat batang langgiang segedang gendang, maka dia bawa balik kerujung tanjung babunga mas, maka dia jadi akan gendang, maka bergelar Kuta Jelatang.
KurincismallMaka beranak empat orang, pertama dayang Seti Malin ‘Alam, dua Bujang Pariang, tiga Bujang Hiang, empat Seteri Mato, yaitu Bujang Hiang balik ke batang Bunga, bertempat di tanah abang, Bujang Pariang di Iyang, Seteri Mato. Dayang Seti Malin ‘Alam beranak lima orang. Pertama laki2 bernama Malin Dima, perempuan empat orang, pertama Sejatah, dua Dayang Ruani, tiga Dayang Indah, empat Dayang Ramayang, maka jadi lima orang dengan Malin Dima. Dayang Ruani balik keantau maju ialah itu nenek Pangeran di Jambi. Dayang Ramayang balik ke Kuta Tebat. Dayang Indah Muka beranak lima orang, pertama Dipati Batu Hampar, dua Dayang Mendayu, tiga Dayang Bunga ‘Alam, empat Dayang Padang, lima Dayang Marani. Dayang Mendayu balik ke gunung Urai, itulah nenek Dipati Mendaro Langkat itu adanya.
Kemudian hamillah Sejatah dengan ditakdirkan Allah ta’ala, maka hamillah Sejatah, jadi hendak dibunuh oleh Depati Hampar. Jadi berkatalah anak Sejatah dalam kalbu ibunya: Jangan dibunuh Sejatah. Kemudian maka lahirlah anaknya Sejatah itu. Maka kemudian bernama Sejatah rupa besusu tung-tunggang, kemudian maka bernama Dipati Iang Tunggang, ialah itu anak nenek Indar Jati adanya. Kemudian maka turun pula nenek Siak Raja ke ‘alam Kerinci, dia menurut mamak dia nenek Indar Bayang, turun dari negeri Kuto Batu Bapagaruyung. Adapun nenek Siak Raja anak Datuk Mahatamat dengan Puti Bunga Putih adanya. Maka turun nenek Siak Raja, dua nenek Raja Bujang, tiga German Besi, empat Ki Mingin Gedang hidung. Raja Bujang jadi hulubalang dia, German Besi dua dengan Kamingin Gedang Hidung jadi orang perintahan dia. Jadi maka dia tempuh pula Pariang Padang Panjang, maka dia ruang rimba yang dalam, maka dia turun pematang panjang, maka tetapat pula dirujung tanjung bunga mas. Maka bertemu dengan mamak dia nenek Indar Bayang dirujung tanjung babunga mas. Jadi dia hendak naki pula Gunung Jelatang, nenek Siak Raja, maka dia daki gunung Jelatang, maka sampai ke puncak gunung itu, maka dia dapat batang langgiang segedang gendang, maka dia bawa balik kerujung tanjung babunga mas, maka dia jadi akan gendang, maka bergelar Kuta Jelatang.
Langganan:
Postingan (Atom)