Jumat, 17 September 2010

Ratu Belanda Hanya Minum Teh Kayu Aro

JIKA penikmat teh ditanya apa teh terbaik di dunia, jawabnya mungkin beragam dengan menyebut merek ternama seperti Ty.phoo dari Inggris. Bila jawaban mereka dikerucutkan lagi maka muncul nama Kayu Aro, Kerinci, Provinsi Jambi.

Mereka akan mendaulat Teh Kayu Aro yang terbaik di dunia. Namun jangan berharap bisa mendapatkan teh yang menjadi langganan keluarga bangsawan Eropa itu di Indonesia, termasuk di Jambi. Teh kualitas terbaik atau Grade I hanya dijual di Eropa, sementara yang dijual di Indonesia hanya produk campuran antara Grade I, II, dan III.

Manajer Perkebunan Teh Kayu Aro, Usman Efendi Batubara, melalui Bagian Humas PTPN VI, Unit Produksi Kayu Aro, Afrizal, mengatakan ada beberapa alasan mengapa teh kualitas Grade I tidak beredar di Indonesia.

Pertama tentu karena harga kualitas Grade I sangat tinggi, yakni 2,89 dolar pe kilo, sehingga tidak bisa terjangkau oleh besar besar penduduk Indonesia, terutama warga Kerinci sebagai wilayah penghasil teh. Kedua penikmat teh di Indonesia masih sangat minim sekali, lantaran budaya minum teh masih kalah jauh dibanding dengan budaya minum kopi.

"Teh kualitas grade I, dibuat dari pucuk terbaik. Rasanya sangat kental di ujung lidah. Saat diminum, rasanya lebih lama bertahan di mulut. Selain itu warnanya sangat menarik, jika dimasukkan ke dalam gelas, akan terlihat berwarna oranye. Teh Grade I tanpa ampas dan serbuk, airnya benar-benar bening dan bersih," ujar Oyung, sapaan akrab Afrizal, saat ditemui Tribun, Sabtu (26/6).

Sementara teh kualitas grade II dan III, rasanya tentu sangat berbeda lantaran bahan bakunya juga dibedakan, terbuat dari campuran daun dan batang. Warnanya tidak menarik bila dibandingkan dengan kualitas grade I.

"Satu merek teh yang dikemas di Inggris dan Brunai, yang bahan baku utamanya adalah Teh Kayu Aro adalah Ty.phoo, harganya mencapai 1,8 poundsterling kemasan ukuran ¼ kg," katanya.

Sekadar diketahui Ty.phoo adalah perusahaan teh ternama dunia dari Inggris. Perusahaan itu memasok produknya kepada keluarga bangsawan dunia, termasuk keluarga raja Inggris, Ratu Elizabeth II. Perusahaan itu didirikan pada 1903 oleh John Jr.
Keluarga Kerajaan Belanda juga menjadi pelanggan setia Teh Kayu Aro, mulai dari generasi Ratu Wilhelmina, yang berkuasa pada saat Belanda menjajah Indonesia, sampai ke keturunannya seperti Ratu Juliana, dan Ratu Beatrix yang berkuasa saat ini.
Bahkan, katanya, Ratu Beatrix tidak minum teh jika bukan Teh Kayu Aro.

Teh Kayu Aro juga menjadi favorit di Jerman dan negara pecahan Uni Soviet, dan sebagian negara Arab.

Lantas, apa kelebihan Teh Kayu Aro?
Oyung mengatakan, kelebihan rasa Teh Kayu Aro dihasilkan dari ketinggian lahan yang menjadi tempat tumbuh teh. Semakin tinggi lahan tempat tumbuh teh, makin bagus kualitasnya. Perkebunan Teh Kayu Aro memang merupakan hamparan perkebunan teh terluas di dunia mencapai 2.624,69 hektare.

Lahan perkebunan terendah berada di ketinggian 1.400 meter DPL, dan lahan tertinggi berada di ketinggian 1.700 meter DPL.

Perkebunan Teh Kayu Aro dibuka pada 1925 oleh perusahaan Belanda yaitu NV HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam). Penanaman pertama dimulai pada 1929 dan pabrik teh didirikan pada 1932. Dalam satu hari, Perkebunan Teh Kayu Aro rata-rata menghasilkan 80 ton daun basah. "Pengolahan teh kayu aro, sejak zaman Belanda tidak pernah berubah, meskipun sudah berumur ratusan tahun, namun mesin pengolah peninggalan Belanda masih dipertahankan. Pengolahan ini secara tradisional dan tanpa pewarna dan bahan pengawet," ungkap Oyung.

Selain itu, Perkebunan Teh Kayu Aro menyediakan lapangan kerja bagi warga, yakni dengan mempekerjakan 1.865 orang karyawan. "Aktivitas pengolahan teh berlangsung selama 22 jam, dengan proses paling lama adalah proses pelayuan, yakni membutuhkan waktu hingga 18 jam," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MYSTERI SEX